Riyadh (Antara Bali) - Arab Saudi Kamis mengatakan pihaknya mengidentifikasi 32 kasus
baru Sindroma Pernapasan Timur Tengah (MERS), yang mendorong jumlah
keseluruhan infeksi di negara itu sejauh ini mencapai 463.
Empat orang meninggal karena penyakit ini Rabu, dan lima pada Kamis,
membuat korban tewas secara keseluruhan menjadi 126 di Arab Saudi sejak
MERS, bentuk coronavirus, yang diidentifikasi dua tahun lalu, kata
Departemen Kesehatan dalam pernyataan di situsnya.
Tingkat infeksi di Arab Saudi telah meningkat dalam beberapa pekan
terakhir setelah wabah besar itu terkait dengan rumah sakit di Jeddah
dan Riyadh.
Jumlah keseluruhan infeksi hampir mencapai dua kali lipat dari April, dan meningkat sebesar 25 persen dari Mei.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Rabu, bahwa wabah dari
rumah sakit itu adalah bagian dari "pelanggaran" dalam merekomendasikan
langkah-langkah pencegahan infeksi dan pengawasannya, tetapi menambahkan
bahwa ada bukti dari perubahan kemampuan virus itu menyebar.
Para ilmuwan di seluruh dunia telah mencari sumber hewan, atau
reservoir, infeksi virus sejak MERS kasus pertama pada manusia
dikonfirmasi pada September 2012.
Dari kasus-kasus baru di Saudi, 11 terjadi di Jeddah, 14 di ibu kota Riyadh, dan masing-masing satu di Najran dan Taif.
Juga terdapat empat kasus baru di Madinah dan satu di Mekkah, kota
yang menerima limpahan besar peziarah Muslim dari seluruh dunia .
Sepuluh dari mereka sudah masuk kontak dengan orang-orang yang telah
didiagnosis sebelumnya sebagai mengidap MERS, kata kementerian itu.
Pada manusia, MERS menyebabkan batuk, demam dan radang paru-paru.
Lebanon melaporkan kasus pertama Kamis. Kasus ini juga dilaporkan
terjadi di Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Yordania, Uni Emirat Arab,
Malaysia, Oman, Tunisia, Prancis, Jerman, Spanyol, Italia dan Inggris.
Demikian laporan Reuters. (WDY)
Saudi Temukan 32 Kasus MERS Baru
Jumat, 9 Mei 2014 10:17 WIB