Karangasem (Antara Bali) - Perusahaan pengolahan mente "East Bali Cashews" di Desa Ban, Kabupaten Karangasem, membantu perekonomian masyarakat setempat dengan menciptakan ratusan lapangan kerja baru.
"Dengan merencanakan perluasan pabrik maka akan mampu menyediakan 100 lapangan pekerjaan tambahan kepada mayarakat desa yang hanya memiliki pendapatan rata-rata kurang dari Rp22 ribu per hari," kata Direktur East Bali Cashews Aaron Fishman dalam acara perluasan pabrik di Kabupaten Karangasem, Bali, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa perusahaan itu mampu menampung sekitar 90 persen tenaga kerja wanita yang sebelumnya tidak pernah memiliki pekerjaan resmi ataupun menerima gaji bulanan.
Dengan berdiri dan berkembangnya perusahaan ini akan mampu membantu perekonomian masyarakat di daerah paling miskin di Pulau Dewata itu.
"Sistem pekerjaannya bermacam-macam, ada yang digaji bulanan dan ada yang digaji berdasarkan borongan," katannya.
Menurut Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Blake, "East Bali Cashews" dengan adanya dukungan investor dari Amerika Serikat menunjukkan dampak positif yang dapat dibawa oleh perusahaan-perusahaan dan investor untuk Indonesia.
"East Bali Cashews memfokuskan diri dalam membangun bisnis yang berkelanjutan dari segi lapangan pekerjaan, lingkungan, dan sosial yang baik bagi Indonesia dan para investor," ujarya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali Dewa Made Buana Duwuran menyambut baik upaya pengembangan yang dilakukan investor di daerah terpencil tersebut.
"Dengan adanya pengembangan pabrik ini akan mampu membantu perekonomian masyarakat di Kecamatan Kubu. Jadi masyarakat tidak perlu jauh-jauh menjual mente karena disini sudah ada pengepul dan pengolahan biji mente hingga bisa dikonsumsi," ujarnya.
Menurut dia, perekonomian masyarakat di kabupaten paling timur Pulau Dewata itu memang belum terlihat, namun dalam beberapa tahun ke depan akan terlihat jelas perkembangan perekonomiannya.
Oleh karena itu, dia berharap kepada masyarakat untuk turut menjaga dan mengembangan pabrik pengolahan biji mente itu agar bisa menampung ratusan tenaga kerja baru untuk masyarakat setemat.
Selain itu, Ketut Subrata salah seorang petani di Desa Ban mengaku sangat terbatu dengan adanya pabrik tersebut karena perusahaan itu sudah menampung 215 tenaga kerja yang didominasi oleh perempuan.
"Kami sangat terbantu dari segi perekonomian dan dari segi harga penjualan cukup memadai dan menjualnya pun tidak jauh dari tempat tinggal," ujarnya.
Dia berharap dengan adanya rencana pengembangan pabrik tersebut bisa menampung lebih banyak tenaga kerja baru dan membantu perekonomian masyarakat di daerah paling miskin di Pulau Dewata itu. (WRA)