Mangupura (Antara Bali) - Bupati Badung Anak Agung Gde Agung mengintruksikan kepada satuan kerja perangkat daerah terkait untuk melakukan penataan kembali pemasangan reklame agar tidak mengganggu perwajahan kota itu.
"Rencananya pada awal Mei 2014 akan segera melakukan penataan penyelenggaraan reklame sehingga tidak merusak tatanan perkotaan di Kabupaten Badung," katanya saat melakukan pertemuan dengan Tim Konsultan Independen dari Universitas Wijaya Kusuma (UWK) Surabaya di Mangupura, Kabupaten Badung, Bali, Selasa.
Menurut dia, sebagai destinasi pariwisata favorit, terutama sebagai tempat penyelenggaraan pertemuan tingkat internasional, maka keberadaan infrastruktur termasuk perwajahan kota dan lingkungan akan menjadi modal yang sangat penting dan menentukan.
Dengan demikian, Pemkab Badung menyiapkan infrastruktur sesuai standar internasional dengan tetap mengadopsi nilai-nilai kearifan lokal.
Dalam konteks itu, perwajahan kota yang selama ini tampak semrawut akibat pemasangan reklame yang tidak sesuai dengan ketentuan serta melanggar norma dan estetika sangat memengaruhi ruang publik sehingga wajah kota menjadi tidak menarik.
"Dalam penertiban reklame tidak semua harus dibongkar, tetapi akan dilakukan penataan dan sebagai tindaklanjutnya Pemkab Badung akan segera menyiapkan produk hukum dengan mengadopsi hasil study dari pihak Konsultan Independen dengan telah ditentukan titik serta desain dan ukurannya," ujarnya.
Menurut dia, penataan reklame dilakukan dengan mengedepankan estetika, dengan ukuran yang dibuat dengan menyesuaikan serta mengedepankan keharmonisan dan penyesuaian, baik tata letak maupun bentuk rancang bangunnya sesuai dengan tata ruang.
Dia berharap dapat sesegera mungkin diimplementasikan menjadi salah satu upaya mengurai persoalan kesemrawutan reklame yang dipasang sembarangan.
Hal senada juga disampaikan Sekda Kabupaten Badung, Kompyang R Swandika sesuai dengan kondisi di lapangan saat ini, maka dibutuhkan penjabaran oleh dinas teknis atas arahan Bupati Badung terkait dengan penataan reklame yang merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk menjaga estetika dan mempercantik wajah dan menjaga keindahan infrastruktur yang telah dibangun.
"Tentunya kita juga tidak ingin ruang publik dirusak dengan tampilan kesemrautan reklame," ujarnya.
Sementara itu, Tim Konsultan dari UWK Surabaya Ir Supriyono menjelaskan bahwa kondisi eksisting berdasarkan survei lapangan dilakukan selama lima bulan dalam 2013, memang tampak kondisinya amat sangat sembraut.
"Kabupaten Badung sebagai daerah tujuan pariwisata budaya maka pertimbangannya unsur budaya Bali dalam penataan reklame menjadi penting," ujarnya.
Oleh karena itu, bentuk rancangan telah disiapkan dengan dihiasi dengan ornamen ukiran Bali dan ikon Kabupaten Badung, yakni bunga jepun.
Dengan study tersebut diharapkan dapat dijadikan acuan dalam penyiapan regulasi dalam penyelenggaran reklame terutama untuk kawasan yang boleh dibangun papan reklame serta zona-zona yang dinyatakan bebas reklame. (WDY)