Jakarta (Antara Bali) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengusulkan
kepada PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) persero menggunakan
bio-oil sebagai campuran bahan bakar minyak solar kapal-kapalnya agar
bisa menghemat biaya operasional.
"Dengan campuran antara solar dan bio-oil, harga BBM-nya akan lebih
murah dibanding jika hanya solar, selisihnya bisa Rp500-Rp1.000 per
liter," kata Kepala BPPT, Marzan A Iskandar seusai penandatanganan Nota
Kesepahaman antara PT Pelni dan BPPT di Jakarta, Kamis
Berbeda dengan bio-diesel yang proses pembuatannya cukup panjang dan
sulit, bio-oil lebih mudah dan sederhana karena hanya merupakan minyak
sawit mentah (CPO) yang dibersihkan.
"Bio-oil tak memerlukan pabrik seperti pembuatan bio-diesel.
Pembuatannya agak mirip seperti membuat minyak curah. Jadi keuntungan
lainnya kalau digunakan di kapal, tak ada lagi bau polusi solar, justru
akan digantikan bau pisang goreng," katanya.
Dikatakan Marzan, BPPT telah mempraktikkan hasil riset ini di PLN
dengan menggunakan campuran bio-oil 5-10 persen dalam solar.
"Bahkan sudah diuji coba dengan perbandingan 50:50 dan mesin PLN tetap berjalan baik," katanya.
Menurut dia, untuk mesin kapal yang bergeraknya konstan, bio-oil
akan tetap cocok. Berbeda dengan mobil yang sering melakukan akselerasi,
hanya sesuai dengan campuran bio-diesel," katanya.
Ia mengatakan, penggunaan bio-oil juga akan menjaga stabilitas harga
CPO karena "oversupply" CPO memberi peluang harga CPO Indonesia
dipermainkan di pasar global.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pelni Syahril Japarin mengatakan,
pihaknya meminta BPPT mengaudit penggunaan bahan bakar minyak
kapal-kapal Pelni untuk mengurangi biaya energi yang telah mencapai
Rp1,4 triliun per tahun atau sekitar 60 persen dari total biaya
operasional perusahaan.(WDY)
BPPT Usulkan Pelni Gunakan Bio-oil Hemat BBM
Jumat, 11 April 2014 8:48 WIB