KPU Bali Apresiasi Caleg Efisienkan Dana Kampanye

Denpasar (Antara Bali) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bali mengapresiasi calon anggota legislatif yang mampu mengefisienkan dana kampanye Pemilu 2014.

"Saya dengar dari beberapa caleg ketika turun memantau pelaksanaan pemilu, mereka mampu mengefisienkan dana kampanye," kata Ketua KPU Provinsi Bali Dewa Raka Sandhi di Denpasar, Rabu.

Menurut dia, hal tersebut sah dan tidak ada aturan yang mengharuskan peserta pemilu memanfaatkan jadwal kampanye rapat umum terbuka.

"Kami sudah memberikan porsi yang yang sama kepada peserta, apakah mereka mau menggunakan atau tidak? Itu adalah hak peserta pemilu," katanya.

Ia menganggap bahwa efisiensi dana kampanye adalah hal yang wajar karena waktu pelaksanaan kampanye telah dimulai pada Januari 2013 hingga April 2014. "Itu adalah waktu yang sangat lama dalam melakukan kampanye oleh para calon," kata Raka Sandhi.

Untuk metode dan model pelaksanaan kampanye dari peserta pemilu tidak ada masalah selama ada koordinasi dengan penyelenggara seperti KPU, Bawaslu, dan pihak keamanan.

"Hal itu bertujuan agar bisa dilakukan pengawasan. Jika ditemukan pelanggaran, kami langsung melakukan teguran," ujarnya.

Dengan adanya pengurangan jadwal kampanye karena bertepatan dengan pelaksanaan Hari Raya Nyepi yang berakibat dapat menurunya kegiatan para calon anggota dewan dalam melakukan sosialisasi di masyarakat, Raka Sandhi tak sependapat.

"Dalam Surat Keputusan Nomor 267 tentang pelaksanaan kampanye terbuka dari KPU Pusat menyebutkan pelaksanaan kampanye terbuka dilakukan sebanyak empat kali dalam satu hari di satu provinsi," katanya.

Dengan perhitungan tersebut, jelas dia, sudah ada porsi yang sesuai untuk setiap partai politik dalam melakukan kampanye.

Nantinya jika ada parpol atau caleg yang tetap melaksanakan kegiatan kampanye menjelang Hari Raya Nyepi, KPU Provinsi Bali akan sepenuhnya mengembalikan penilaian kepada masyarakat.

"Jika ada yang masih kampanye atau malah menunggangi kegiatan keagamaan dengan politik, saya kira itu perbuatan yang tidak bermoral," ujarnya. (WRA)