Palembang (Antara Bali) - Sebanyak 120 kepala keluarga di kawasan Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) Sukawinatan Palembang menikmati aliran listrik dari pengolahan
sampah menjadi gas metan.
Manager PT Gikoko Kogyo Indonesia Area Palembang Hendri, Jumat,
mengatakan pengolahan sampah di TPA Sukawinatan tersebut telah dilakukan
sejak tahun 2008, tetapi tahun 2010 dihentikan dan kini telah
dioperasikan kembali.
"Tumpukan sampah di TPA seluas 25 hektare itu belum semuanya bisa
diolah menjadi gas metan sebagai sumber energi listrik karena belum
direvisinya kapasitas mesin pengolah," katanya.
Menurut dia, secepatnya mesin pengolahan gas metan menjadi energi
listrik yang kapasitasnya 120 Kilo Watt akan diganti menjadi 500 KW.
Hal itu, untuk meningkatkan produksi energi listrik sehingga bukan
hanya masyarakat di kawasan TPA Sukawinatan yang dapat menikmati
alirannya, tetapi juga dijual ke PT PLN.
Ia mengatakan, penangkapan gas metan tersebut hanya bisa
dilakukan pada sampah yang ketinggiannya mencapai 15 meter karena itu
kini pihaknya telah melakukan pemetaan menjadi delapan zona.
Dari delapan zona yang telah dipetakan tersebut baru satu lokasi
yang telah menghasilkan gas metan dan telah diproses menjadi energi
listrik.
Dia menjelaskan, proses perbaikan pipa untuk penangkapan gas metan sehingga kapasitas meningkat terus dilakukan.
"Sepuluh pipa horisontal dan lima vertikal menghasilkan 100-130
kubik gas metan per jam untuk selanjutnya diproses menjadi listrik,"
ujarnya. (WDY)
120 Keluarga Nikmati Listrik dari Sampah
Jumat, 21 Maret 2014 8:38 WIB