Denpasar (Antara Bali) - Fakultas Pertanian Universitas Udayana melakukan penelitian model pengembangan agrowisata terhadap organisasi pengairan tradisional dalam bidang pertanian (subak) guna mencari model yang tepat untuk pengembangan agrowisata berbasis subak di Pulau Dewata.
"Penelitian itu dibiayai dana hibah bersaing dari Kantor Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2010," kata Guru Besar FK Unud Prof Dr I Wayan Windia MS yang memimpin penelitian tersebut di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, penelitian tersebut melibatkan ratusan petani pada tiga subak, masing-masing Subak Anganbaya, Penatih, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Subak Lodtunduh Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar dan subak Guama di Kabupaten Tabanan.
Penelitian subak yang merupakan bagian dari kebudayaan Bali melibatkan sejumlah dosen dan mahasiswa, termasuk Ir Ketut Suamba yang sedang menyelesaikan program S-3 (doktor) di Universitas Brawijaya Malang.
"Hasil penelitian itu akan dijadikan bahan desertasi dalam meraih gelar doktor," ujar Prof Windia.
Demikian pula 12 mahasiswa yang dilibatkan dalam penelitian itu akan memperoleh bahan kajian untuk kelengkapan sekrepsi menyelesaikan pendidikan S-1 di Fakultas Pertanian Unud.
Windia menambahkan, penelitian tersebut menyangkut berbagai aspek antara lain struktur sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di daerah sasaran penelitian.
Selain itu kebijakan pengembangan agrowisata, keragaan pengelolaan agrowisata di daerah yang dijadikan sampel menyangkut SDM dan infrastruktur serta manfaat agrowisata terhadap kondisi sosial-budaya dan ekonomi masyarakat.
Hal lain yang tidak kalah penting menyangkut aspek pola pikir, kesadaran masyarakat tentang potensi agrowisata, adopsi dan integrasi pengembangan agrowisata dalam pembangunan ekonomi.
Aspirasi anggota subak tentang rencana pengembangan agrowisata di daerahnya, kesepakatan masyarakat sekitar subak tentang pengembangan subak sebagai kawasan agrowisata.
Komitmen pemerintah untuk mengembangan subak sebagai kawasan agrowisata, serta kalangan komponen pariwisata dalam mengembangankan subak sebagai kawasan agrowisata.
"Penelitian tersebut diharapkan sudah rampung dalam tahun ini dan hasilnya sebagai bahan masukan kepada Pemerintah Provinsi Bali," ujar Prof Windia. (*)