Denpasar (Antara Bali) - Pengamat masalah pertanian, Dr. Gede Sedana menegaskan bahwa pengembangan ekowisata dalam kawasan Subak di Bali akan mampu memberikan makna strategis dalam memberdayakan petani.
"Memberdayakan petani berbasis pada alam yang berkelanjutan itu diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani, menata kekayaan ekonomi lokal dan meningkatkan integritas ekosistem lokal," kata Dekan Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra Denpasar itu, Selasa.
Ia mengatakan pengembangan ekowisata dipandang sebagai suatu kegiatan yang berbasis utama pada wisata alam dengan memperhatikan daya dukung wisata perdesaan dan wisata budaya.
Ekowisata mencakup beberapa aspek penting di antaranya menyangkut perjalanan wisata, lingkungan alam, keterlibatan masyarakat lokal, budaya lokal, dan kelestarian lingkungannya.
Menurut dia, sistem Subak memiliki peran dan fungsi yang beragam, tidak semata-mata untuk menghasilkan pangan.
"Subak di lahan sawah beririgasi, antara lain berfungsi produksi dan ekonomi untuk menjamin ketahanan pangan, fungsi lingkungan yang mencakup pengendalian banjir dan pengendalian erosi," katanya.
Selain itu mengisi kembali air tanah, memberi hawa sejuk, fungsi ekologi terhadap berbagai jenis spesies yang menjadi sumber protein bagi petani, sekaligus sangat penting bagi terpeliharanya keanekaragaman hayati.
Fungsi sosial budaya sebagai penyangga tradisi dan nilai-nilai sosial budaya perdesaan, sumber air minum untuk ternak, cuci dan mandi bagi penduduk desa serta menyediakan kesempatan kerja bagi penduduk desa.
Gede Sedana menjelaskan fungsi ekowisata dan agrowisata Subak berkat adanya daya tarik keindahan pemandangan berupa sawah teras sering (bertingkat-tingkat) dan alam perdesaan.
"Daya tarik itu diharapkan mampu mendorong wisatawan menikmati panorama alam dan aktivitas yang menarik dalam kawasan Subak," harap Gede Sedana. (WDY)