Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah mengarahkan sosialisasi bahaya penularan HIV/AIDS melalui upaya peningkatan peran dan tugas unit kesehatan sekolah (UKS) di Bali.
"Peran dan tugas UKS harus ditingkatkan agar bisa membantu kami dalam menyosialisasikan bahaya penularan HIV/AIDS," kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Negus Siregar, di Denpasar, Jumat.
Ia memandang sosialisasi itu perlu dikembangkan oleh UKS untuk meningkatkan pengetahuan siswa akan bahaya virus yang dapat menyerang daya tahan tubuh tersebut.
Menurut dia, para siswa masih belum memahami model penularan HIV/AIDS yang makin marak. Oleh sebab itu, dia juga mendorong pemerintah daerah turut memberikan pemahaman tentang pemahaman HIV/AIDS.
"Para siswa baik itu SD dan SMP masih banyak yang belum memahami cara penularan HIV dan AIDS," kata Negus.
Ia memperkirakan jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia selama Januari-November 2013 mencapai 10.000 ribu orang, sebanyak 3.000 di antaranya disumbangkan Provinsi Bali sebagai peringkat kedua setelah Provinsi Papua.
Selain itu, sosialisasi HIV/AIDS juga akan melibatkan BNN, Komisi Penanggulangan HIV/AIDS, Kementerian Kesehatan, dan lembaga swadaya masyarakat.
"Saat ini baru beberapa sekolah yang memiliki komuitas sekolah perduli AIDS sehingga perlu ditingkatkan melalui UKS," katanya.
Kemendikbud sampai saat ini sudah mengampanyekan bahaya HIV/AIDS ke delapan provinsi, yakni Jawa Barat, Riau, Batam, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Bali, Sumatera Utara, dan DKI Jakarta. (WRA)