Denpasar (Antara Bali) - Kenaikan harga dan indeks pada beberapa kelompok bahan makanan, sandang dan transpor menjadi pemicu inflasi Kota Denpasar sebesar 0,83 persen pada bulan Agustus 2013.
"Laju inflasi di Kota Denpasar tahun kelender dari Januari - Agustus 2013 sebesar 7,19 persen dan inflasi `y-on-y` yakni Agustus 2013 terhadap Agustus 2012 sebesar 8,35 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, I Gede Suarsa di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, inflasi tersebut akibat meningkatnya harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 1,85 persen. Selain itu juga kelompok makanan 1,65 persen, kelompok sandang 0,91 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,90 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,60 persen.
Sementara kelompok kesehatan memberikan andil 0,17 persen serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,10 persen.
Gede Suarsa menambahkan, komoditas yang mengalami peningkatan harga selama bulan Agustus 2013 antara lain tarif listrik, biaya pendidikan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA), taris sewa rumah, tarif angkutan antarkota. angkutan udara serta beberapa komoditas bahan makanan.
Komoditas bahan makanan yang juga meningkat harganya antara lain bawang merah, kangkung, tongkol dan cabe merah.
Komoditas yang mengalami penurunan harga meliputi daging ayam ras, bawang putih, wortel, cabe rawit, rampela hati ayam, bayam dan daun singkong.
Gede Suarsa menambahkan, dari 66 kota di Indonesia yang menjadi sasaran survei seluruhnya mengalami inflasi, tertinggi terjadi di Sorong 6,47 persen dan terendah di Pangkal Pinang 0,15 persen.
Jika diurutkan dari inflasi tertinggi Kota Denpasar menempati urutan ke-51 dari 66 kota di Indonesia mengalami inflasi, ujar Gede Suarsa. (WRA)