Kuta (Antara Bali) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berupaya menyakinkan para investor untuk tidak ragu-ragu untuk berinvestasi di daerah rawan bencana khususnya di Indonesia.
"Kita perlu hadirkan teknologi dan meyakinkan investor agar tidak ragu untuk investasi di daerah rawan bencana," kata Kepala BNPB, Syamsul Maarif, usai membuka Forum ke-7 Pejabat Senior yang membahas Penanggulangan Bencana Kerja Sama Negara Ekonomi Asia Pasifik (APEC), di Kuta, Kabupaten Badung,Rabu.
Menurut dia, sebagian besar penanam modal merasa ragu untuk berinvestasi di daerah rawan bencana alam karena kekhawatiran kerugian besar yang bisa ditimbulkan.
Padahal, kata dia, bukan bencana seperti di antaranya banjir dan gempa yang menjadi tolak ukur namun bentuk bangunan yang perlu juga mendapat perhatian.
Untuk itu pada pertemuan kali ini, diharapkan adanya kerja sama teknologi sebagai salah satu solusi dalam menciptakan bangunan yang tahan gempa atau bencana lainnya.
"Kita tidak perlu takut dengan gempa tetapi kita harus buat bangunan tahan gempa. Itu ada teknologinya. Kami harus berusaha mencari titik temu bagi pengusaha di daerah rawan," ucapnya.
Pihaknya mencontohkan Provinsi Sumatera Barat yang saat ini sudah banyak dibangun perusahaan oleh investor multinasional meskipun daerah itu dikenal sebagai salah satu daerah rawan bencana.
"Di Sumatera Barat banyak investor bangun berbagai usaha multinasional seperti rumah sakit internasional, pendidikan, hotel, padahal kita tahu daerah itu salah satu kawasan rawan bencana," katanya. (Dwa)