Jakarta (Antara Bali) - Indonesia akan segera memasuki pasar jasa konstruksi Myanmar yang juga mengindikasikan bahwa perusahaan konstruksi nasional sudah bersiap-siap menghadapi persaingan pasar bebas ASEAN.
"Dalam waktu dekat, Indonesia akan memasuki pasar jasa konstruksi Myanmar," kata Kepala Bidang Pembinaan Konstruksi Kementerian PU Hediyanto Husaini di Jakarta, Kamis.
Menurut Hediyanto, kedua negara juga telah memiliki kesepakatan antara lain konstruksi asal Indonesia akan membangun sejumlah pabrik dan permukiman berbiaya murah.
Ia juga menjelaskan bahwa Indonesia di masa lalu telah memiliki pengalaman bekerja di negara lain seperti saat membangun jalan tol pertama baik di negara Malaysia maupun di Manila, Filipina.
Oleh karena itu, pihaknya optimis bahwa pelaku jasa konstruksi Indonesia akan mampu bersaing dengan pelaku jasa dari negara Asia Tenggara lainnya.
"Saya yakin kita dapat memenangi persaingan untuk kelas ASEAN," katanya.
Namun, Hediyanto juga mengakui bahwa masih perlu sejumlah upaya untuk meningkatkan daya saing di sektor jasa konstruksi domestik.
Peningkatan tersebut antara lain berupa pemberian pelatihan kepada pekerja konstruksi nasional maupun dukungan pembiayaan dari perbankan nasional untuk modal kontraktor nasional bekerja di mancanegara.
Sementara itu, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak mengatakan pentingnya dukungan dan partisipasi aktif para pemangku kepentingan jasa konstruksi nasional.
Dukungan dan partisipasi aktif itu, lanjutnya, penting dalam menumbuhkembangkan kepercayaan dan kebanggaan masyarakat terhadap kemampuan pelaku konstruksi nasional dalam menghasilkan produk-produk infrastruktur.
Sebagaimana diberitakan, sejumlah perusahaan sektor konstruksi di dalam negeri telah siap dalam membuat sejumlah proyek infrastruktur besar.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengisyaratkan dua perusahaan milik negara di sektor konstruksi siap menggarap proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda.
"Dua BUMN Kontruksi siap mulai dari membuat studi kelayakan, hingga teknis pembangunan seperti pengerjaan tiang pabrikasi, kedalaman tiang. Presentasi mereka sudah sangat lengkap," kata Dahlan Iskan di Kantor Kementerian BUMN Jakarta, Selasa (30/7).
Dahlan menjelaskan, sejauh ini konsep yang disampaikan kedua BUMN tersebut sangat layak direalisasikan, tinggal memilih mana di antaranya yang paling memenuhi persyaratan dalam mengembangkan sebuah mega proyek JSS tersebut. (*/DWA)
Indonesia Masuki Pasar Konstruksi Myanmar
Kamis, 15 Agustus 2013 19:56 WIB