Jakarta (Antara Bali) - Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mencemaskan dampak kenaikan harga BBM subsidi terhadap para nelayan tradisional bahkan sebelum kenaikan itu resmi diumumkan.
"Nelayan tradisional dirugikan akibat isu harga BBM naik," kata Sekretaris Jenderal Kiara, Abdul Halim, di Jakarta, Jumat.
Menurut Abdul Halim, pemberitaan mengenai rencana kenaikan BBM beberapa hari terakhir telah berdampak kepada meningkatnya harga kebutuhan pokok bagi keluarga nelayan tradisional di berbagai daerah di Indonesia.
Ironisnya, ujar dia, kenaikan harga kebutuhan tersebut tidak diikuti dengan meningkatnya harga hasil tangkapan ikan mereka. "Bahkan pada komunitas nelayan tradisional yang hanya memasok komunitas tertentu mengalami penurunan pendapatan akibat turunnya jumlah pembelian ikan," katanya.
Ia berpendapat, kehidupan nelayan tradisional di sejumlah daerah sulit memenuhi kebutuhan hidup antara lain karena semua bahan pokok mengalami kenaikan antara Rp1.000-Rp5.000 per kilogram atau per liter.
Sedangkan di sisi lain, lanjutnya, pendapatan para nelayan tradisional tidak mengalami peningkatan yang signifikan karena harga ikan relatif tidak ada perubahan. (WRA)