Denpasar (ANTARA) - Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara menegaskan komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar untuk terus mendukung upaya pelestarian situs sejarah, budaya, serta kegiatan adat dan religius masyarakat.
“Denpasar adalah kota yang tumbuh dari akar budaya yang kuat. Upaya pelestarian seperti ini merupakan bagian dari visi kami mewujudkan Kota Kreatif Berbasis Budaya Menuju Denpasar Maju,” kata Jaya Negara saat menghadiri pelaksanaan Upacara Pamelaspasan dan Mecaru di Situs Kertalangu yang digelar bertepatan dengan Tilem Kapat di kawasan Situs Kertalangu, Jalan WR. Supratman, Denpasar, Selasa.
Di sela-sela pelaksanaan rangkaian upacara, Jaya Negara menyampaikan pelestarian situs bersejarah tidak hanya dimaknai sebagai pelestarian bangunan fisik, melainkan juga pelestarian nilai-nilai budaya dan spiritual yang diwariskan leluhur.
“Situs Kertalangu memiliki nilai historis dan spiritual yang tinggi. Melalui upacara pamelaspasan ini, kita tidak hanya melakukan penyucian secara niskala, tetapi juga memperkuat rasa bhakti dan kebersamaan masyarakat," ungkapnya.
Hal ini sejalan dengan semangat Tri Hita Karana, menjaga keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan lingkungan.
Pelaksanaan pamelaspasan dan mecaru ini merupakan rangkaian penyucian dan penyempurnaan kawasan suci setelah dilaksanakan penataan area di sekitar situs.
Upacara ini menjadi bagian penting dalam menjaga kesucian, kelestarian, serta nilai spiritual Situs Kertalangu sebagai salah satu warisan sejarah dan pusat budaya masyarakat Kota Denpasar.
Sementara itu Kabag Kesra Setda Kota Denpasar Ida Bagus Alit Surya Antara menyampaikan pamelaspasan menjadi momentum penting untuk memuliakan kembali kesucian kawasan Situs Kertalangu setelah dilakukan penataan dan pembangunan fasilitas pendukung.
“Upacara pamelaspasan kami laksanakan dengan penuh bhakti agar tempat ini senantiasa suci, teduh, dan menjadi sumber vibrasi positif bagi masyarakat. Semoga situs ini terus menjadi ruang spiritual dan edukatif bagi generasi muda,” ujar Ida Bagus Alit Surya Antara.
Sebagai informasi, Situs Kertalangu merupakan kawasan bersejarah yang diyakini telah ada sejak masa Kerajaan Bali Kuno. Berdasarkan catatan sejarah, wilayah ini dahulu merupakan lokasi Kerajaan Kertalangu (sekitar tahun 1350-1615 M) dengan raja terakhirnya Kyai Anglurah Agung Pinatih Mantra.
Kini, di lahan eks Balitex Kesiman Kertalangu seluas sekitar 16 are, kawasan ini ditata menjadi ruang napak tilas sejarah dan budaya, dilengkapi wantilan untuk kegiatan paiketan, aktivitas sosial, seni, dan budaya.
Kawasan Situs Kertalangu juga berdekatan dengan SMP Negeri 14 Denpasar, SMA Negeri 9 Denpasar, yang menjadi pusat pendidikan di wilayah Denpasar Timur.
Ke depan, kata dia, kawasan ini diharapkan menjadi destinasi pariwisata budaya (heritage) unggulan Kota Denpasar yang merefleksikan harmonisasi antara sejarah, hingga budaya.
