Denpasar (ANTARA) - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Bali mengajak para pengusaha di daerahnya untuk melakukan diversifikasi pangsa pasar ekspor ke Uni Eropa menyusul telah disepakatinya Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU CEPA).
“Kami harus (sasar pasar) ke Eropa, ini kesempatan baik. Diversifikasi pasar ekspor itu peluang terbaik,” kata Ketua Apindo Bali Nengah Nurlaba di Denpasar, Bali, Rabu.
Menurut dia, pangsa pasar Eropa merupakan tujuan ekspor yang menjanjikan dan diperkirakan semakin tumbuh positif setelah pemerintah Indonesia meneken perjanjian itu dengan Uni Eropa.
Perluasan pasar itu, lanjut dia, perlu dilakukan mencermati dinamika perdagangan global di antaranya perang tarif dan proteksionisme yang dijalankan Amerika Serikat.
“Pengusaha Bali mau tidak mau harus siap. Ini merupakan suatu momen yang baik, apalagi situasi sekarang Amerika Serikat gonjang ganjing dengan tarifnya,” imbuhnya.
Ia menambahkan selama ini produk yang diekspor oleh pengusaha Bali di antaranya produk kerajinan, produk dari kayu dan perhiasan salah satunya perak.
Saat ini, kata dia, jumlah pengusaha yang tergabung dalam asosiasi mencapai sekitar 400 pengusaha.
Namun, setelah pandemi COVID-19, Nurlaba menambahkan jumlah pengusaha yang aktif berkurang menjadi sekitar 100 pengusaha.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, realisasi ekspor Bali selama periode Januari-Juli 2025 mencapai 322,7 juta dolar AS atau turun 13,59 persen dibandingkan periode sama 2024 mencapai 373,5 juta dolar AS.
Produk yang diekspor itu paling banyak perikanan mencapai hampir 28 persen dengan nilai mencapai 90 juta dolar AS, disusul perhiasan sebanyak 10,62 persen dan pakaian dan aksesoris bukan rajutan sebesar 10,31 persen.
Selain itu produk ekspor dari Bali di antaranya produk kertas, perabotan, kayu, pakaian dan aksesori, buah-buahan, minyak atsiri (kosmetik), hingga barang anyaman.
BPS Bali mencatat negara di Eropa masuk 10 besar tujuan ekspor yaitu Jerman dengan porsi 4,16 persen, Prancis 3,88 persen, Belanda 2,78 persen dan Spanyol sebanyak 2,33 persen.
Negara teratas tujuan ekspor dari Bali masih didominasi Amerika Serikat dengan kontribusi sebesar 32,28 persen, kemudian China sebanyak 8,17 persen, dan posisi ketiga Australia 7,67 persen.
Baca juga: Pemprov Bali perbaiki kualitas produk UMKM genjot ekspor ke Uni Eropa
Baca juga: Pemerintah pastikan produk Indonesia penuhi standar Uni Eropa
Baca juga: Apindo: IEU-CEPA genjot kapasitas pelaku usaha secara inklusif
Baca juga: Menko Airlangga: IEU-CEPA buka peluang investasi kendaraan listrik Indonesia
