Jembrana, Bali (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Bali di Kabupaten Jembrana tidak melihat adanya cuaca ekstrem saat KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam.
"Pada saat kejadian di Selat Bali sekitar pukul 23.35 WIB tidak ada kejadian cuaca signifikan atau cuaca buruk, tidak juga sedang terjadi cuaca ekstrem," kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Bali Aminudin Al Roniri di Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, Jumat.
Dia mengatakan data pada pukul 23.00 hingga 00.00 WIB, arah angin di Selat Bali berasal dari Selatan dan Tenggara dengan kecepatan berkisar 10-15 knots.
Ketinggian gelombang, kata dia, mencapai 0,5 hingga 1 meter dan arus bergerak ke selatan dengan kecepatan 0,4 hingga 1,75 m/s.
"Arus kuat jika kecepatannya mencapai >1,2 m/s," katanya.
Menurut dia, kondisi cuaca saat itu harusnya tidak membuat kapal tenggelam, karena kapal yang lain pada waktu bersamaan tidak mengalami hal serupa.
Seperti diberitakan KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali Kamis (4/7) sekitar pukul 00.35 WITA.
Berdasarkan manifes kapal yang berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menuju Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali ini membawa 53 penumpang, 12 ABK, dan 22 kendaraan berbagai jenis.
Baca juga: Basarnas Bali teruskan cari korban KMP Tunu Pratama
Baca juga: Basarnas serahkan 6 penumpang meninggal korban KMP Tunu ke keluarga
Baca juga: Tim gabungan buka tiga Pos Tanggap Darurat tragedi kapal tenggelam
Baca juga: Basarnas Bali kerahkan KN SAR Arjuna bantu cari korban KMP Tunu
Baca juga: Sebuah kapal penyeberangan tenggelam di Selat Bali
Baca juga: Basarnas Bali bantu cari penumpang kapal tenggelam di Selat Bali