Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menegaskan penambahan 100 desa penerima program Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu) Mandara melalui alokasi APBD Perubahan 2013, tidak terkait kepentingan politik jelang pilkada 15 Mei 2013.
Pastika usai memaparkan visi misi sebagai Cagub Bali, di Denpasar, Minggu, mengatakan rencana pemberian dana tiap desa sebesar Rp1 miliar dan dana operasional Rp20 juta lewat program Gerbangsadu Mandara pada tahun ini sudah berdasarkan perhitungan kondisi keuangan daerah.
Walaupun belum mendapat persetujuan DPRD Bali, ia mengaku berani sudah memanggil dan menyosialisasikan pada 100 kepala desa calon penerima program dengan alasan untuk kepentingan rakyat.
"Itu untuk rakyat kok tidak berani? Saya sudah hitung uangnya ada. Jadi kalau Pilkada Bali satu putaran, uang yang untuk pilkada selebihnya sekitar Rp75 miliar. Ditambah efisiensi yang lain-lain sehingga akan punya uang Rp100 miliar, uang itu digunakan untuk rakyat supaya lebih cepat majunya," katanya.
Belum mendapat persetujuan DPRD Bali, kata Pastika, karena memang RAPBD Perubahan 2013 belum dibahas. "Tetapi harus dimulai sejak awal karena harus direncanakan dengan baik, desa itu harus membuat rencana," ujarnya.
Menurut dia, rencana yang disusun desa harus melihat potensi daerah yang dimiliki, dan itu tidak gampang. "Mereka harus belajar dulu, potensinya apa, dilakukan verifikasi, ada pendamping sehingga uangnya tidak hilang. Saya berpikir hanya untuk rakyat, benar-benar untuk rakyat," ucapnya.
Sengaja 100 kepala desa calon penerima program dikumpulkan, jelas dia, supaya mereka bisa bersiap-siap karena jika tidak mendapatkan dana itu tahun ini, pastinya pada 2014.
"Seluruh desa di Bali akan dapat. Apalagi hasil evaluasi dari 82 desa yang sudah menerima, semuanya berlangsung baik dan sangat bermanfaat," katanya sembari mencontohkan perajin anyaman bambu tidak perlu meminjam uang dari rentenir, tetapi cukup menggunakan uang itu dengan bunga yang sangat rendah.
Dikatakan 100 desa yang akan menerima dana Gerbangsadu Mandara tahun ini rata-rata dengan tingkat kemiskinan di atas 25 persen, pada 2014 dirancang untuk desa dengan tingkat kemiskinan 15-25 persen dan tahun berikutnya dari 5-15 persen. "Itulah strategi pembangunan, bertahap, berjenjang dan berlanjut," tegas Pastika. (LHS)