Denpasar (Antara Bali) - Pengamat politik dari Universitas Udayana (Unud) Dr I Gusti Putu Bagus Suka Arjawa menilai Komisi Pemilihan Umum Provinsi Bali yang tetap menggelar pemilihan kepala daerah sesuai jadwal pada 15 Mei 2013 sudah tepat, meskipun terkendala persoalan surat suara.
"Bagi KPU persoalan surat suara itu menjadi pelajaran yang sangat berharga agar kinerja ke depannya lebih bagus lagi," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unud Denpasar itu, Sabtu.
Saat ditemui di lobi Fakultas Kedokteran Unud, Arjawa menegaskan bahwa dirinya tidak pernah menduga KPU melakukan konspirasi dengan parpol dan pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali terkait kisruh surat suara yang mencantumkan logo partai politik sebagaimana diberitakan Antara, Jumat (28/4).
"Saya tidak pernah mengatakan seperti itu," kata peraih gelar doktor sosiologi FISIP Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu.
Menurut dia, kalau sudah menjadi keputusan bersama, maka kedua pasangan Cagub-Cawagub Bali harus menerima dengan lapang dada persoalan surat suara itu agar tidak menimbulkan persoalan berkepanjangan.
"Kita mesti berterima kasih kepada pihak-pihak yang menerima keputusan KPU tersebut. Mereka yang tidak lagi mempersoalkan pencantuman logo itu telah berjiwa besar," katanya.
Ia berpendapat bahwa polemik mengenai kesalahan cetak surat suara Pilkada Bali itu dapat menimbulkan dampak psikologis bagi masyarakat. "Saya pikir keputusan KPU itu bisa menghilangkan dampak psikologis masyarakat agar pilkada berjalan lancar dan siapa pun pemenangnya, harus diterima," kata Arjawa.
Keputusan KPU tersebut dia nilai juga dapat menurunkan tensi politik di Bali, bahkan mampu meredam pontensi konflik yang bisa saja terjadi, jika pemungutan suara diundur dari jadwal semula akibat kesalahan cetak surat suara. (LHS)
Tepat Keputusan KPU Tak Undur Pilgub Bali
Sabtu, 27 April 2013 17:23 WIB