Denpasar (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Bali KN Boy Jayawibawa menyebut dapur Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pertama di Kota Denpasar dapat memproduksi 3.700 paket sehari.
Hal ini disampaikan di Denpasar, Rabu, usai meresmikan dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) milik Polda Bali yang akan melayani sekolah di Denpasar.
“Tadi disampaikan sekitar 3.700 paket dari TK sampai SMA, produksi setiap hari menyasar sekitar lima atau tujuh sekolah,” kata Boy.
Disdikpora Bali mencatat dapur ini yang pertama dibentuk Polda Bali, namun untuk keseluruhan Bali dapur produksi dan distribusi MBG ini sudah berdiri di Jembrana, Karangasem, dan Tabanan.
Boy menyampaikan idealnya dapur MBG hadir di seluruh kabupaten/kota, namun ia menyadari prosesnya bertahap dan memerlukan dukungan berbagai pihak.
Untuk milik Polda Bali, pihaknya telah membantu memetakan sekolah sasaran di seputar Denpasar Timur, seperti SMAN 7 Denpasar dan SMPN 3 Denpasar, sekolah tujuan hari ini.
Pada hari pertamanya dapur MBG yang berlokasi di Jalan Plawa Nomor 40 ini memproduksi 771 paket makanan bergizi yang disalurkan dengan dua mobil boks.
Disdikpora Bali melihat menu yang diberikan sudah sesuai aturan kesehatan dengan lauk daging, sayur, dan tambahan sayuran yang juga telah dipastikan keamanannya oleh dokkes.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMPN 3 Denpasar Made Kartika Sari mengatakan respons seluruh siswa penerima makanan bergizi gratis sangat baik.
“Dari respons siswa sambut baik karena ini bermanfaat bagi siswa kami, ketika ditanya ke siswanya ternyata menunya cocok, orang tua juga responnya baik karena sebelum ini biasanya siswa bawa bekal sendiri atau ada belanja di kantin,” ujarnya.
Melihat kasus keracunan di daerah lain, SMPN 3 Denpasar mengawal proses penyaluran dan memberi pendampingan pada jam makan, serta memastikan segera mengambil tindakan membawa ke fasilitas kesehatan jika terdapat indikasi keracunan.
Made Kartika menyebut semestinya 1.061 siswa mendapat makanan bergizi gratis, namun karena bertahap maka pada awal hanya siswa kelas IX dengan 328 siswa.