Singaraja (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dewan Pendidikan melibatkan berbagai pihak untuk menyikapi fenomena ratusan siswa sekolah menengah pertama (SMP) di daerah itu yang tidak bisa membaca.
"Kami melibatkan berbagai pihak dalam diskusi ini, yakni Disdikpora dan jajaran, praktisi, akademisi, dan juga berbagai pihak yang peduli dengan pendidikan di Buleleng," kata Ketua Dewan Pendidikan Buleleng I Made Sedana di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, Kamis.
Diskusi itu, kata dia, bertujuan merumuskan langkah strategis dan kolaboratif agar persoalan rendahnya kemampuan literasi dasar ini segera ditangani. Salah satu fokus utama adalah mengkaji kembali efektivitas pembelajaran di tingkat SD serta peran evaluasi berjenjang sebagai alat deteksi dini.
Dewan Pendidikan mendorong adanya sinergi antara sekolah, orang tua, dan pemerintah daerah, agar tidak ada lagi anak didik yang tertinggal dalam kemampuan membaca sebagai fondasi utama dalam proses belajar.
Pihaknya juga mendukung upaya-upaya solutif yang telah dilaksanakan oleh dinas terkait dengan beberapa langkah nyata seperti pengecekan awal, upaya tes kemampuan akademik anak, dan juga program antisipatif di tingkat SD.
Upaya-upaya teknis tersebut adalah bentuk komitmen bersama agar permasalahan serupa tidak muncul lagi di kabupaten ujung utara Pulau Dewata tersebut. Selain harapan ke depan agar pendidikan anak di Buleleng juga mendapat dukungan dari keluarga dan masyarakat.
Sebagai bentuk keseriusan dalam mengatasi persoalan siswa SMP yang belum mampu membaca, Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng menggandeng kalangan akademisi untuk turut serta merumuskan solusi yang berbasis riset dan praktik baik. Kolaborasi ini bertujuan memperkuat analisis akar permasalahan dan menghasilkan strategi intervensi yang tepat sasaran.
"Melalui diskusi dan forum konsultatif, akademisi dari berbagai perguruan tinggi dilibatkan dalam pengkajian kurikulum, evaluasi proses belajar mengajar di tingkat dasar, hingga pelatihan guru berbasis literasi," kata dia.
Dewan Pendidikan, kata Sedana juga telah mencatat berbagai masukan dan saran dari berbagai pihak pada diskusi tersebut dan akan memberikan hasil diskusi dalam bentuk rekomendasi yang akan dikirimkan ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Komisi X DPR-RI dan berbagai stakeholder lain.
Untuk diketahui, berdasarkan data Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng, terdapat 375 siswa SMP di Buleleng yang tercatat kurang lancar dalam hal membaca.
Baca juga: Bupati Buleleng buat tim telusuri ratusan siswa SMP tak bisa baca
Baca juga: Dewan Pendidikan sebut ratusan siswa SMP di Buleleng tak bisa membaca