Tabanan (ANTARA) - Istri dari Ketua DPC PDI perjuangan Tabanan, Rai Wahyuni Sanjaya menghadiri puncak peringatan Hari Ibu yang dilaksanakan oleh pengurus pusat di Aula Kantor DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali, Kota Denpasar, Jumat.
Acara yang mengusung tema "Perempuan Berdaya, Indonesia Raya ini" juga dihadiri oleh para istri Ketua DPD dan DPC PDI Perjuangan kabupaten/kota se-Bali, serta pengurus DPP PDI Perjuangan yang hadir secara luring dan daring. Acara puncak ini dipimpin oleh Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Perempuan dan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, yang juga dikenal dengan nama Bintang Puspayoga.
Dalam sambutannya, Bintang Puspayoga menyampaikan, bahwa peringatan Hari Ibu di Indonesia memiliki makna yang jauh lebih dalam dibandingkan dengan perayaan serupa di negara-negara Barat, demikian siaran pers yang diterima di Tabanan, Jumat.
"Hari Ibu di Indonesia adalah hari perjuangan. Hari Ibu diperingati sebagai tonggak sejarah perjuangan perempuan Indonesia yang dimulai sejak Kongres Perempuan pertama pada 22 Desember 1928, yang menandai bersatunya perempuan dari berbagai daerah dan organisasi dalam satu kekuatan perjuangan kemerdekaan Indonesia," ujarnya.
Ia juga menegaskan, Hari Ibu adalah waktu yang tepat untuk mengenang dan menghargai perjuangan perempuan Indonesia.
"Hari Ibu adalah hari untuk kita mengenang, hari untuk kita menghargai, dan hari untuk kita melanjutkan perjuangan perempuan Indonesia. Kita para perempuan Indonesia, khususnya perempuan kader partai PDI Perjuangan, telah memperlihatkan ketangguhan menghadapi berbagai gelombang dan tantangan selama ini," lanjutnya.
Bintang Puspayoga juga mengajak seluruh peserta untuk melakukan refleksi diri dan mencari sumber kekuatan dari perjuangan perempuan pendahulu.
"Sumber kekuatan kita adalah para perempuan pejuang pendahulu kita. Perjuangan mereka telah menjadi teladan dan diwariskannya api semangat pada kita semua," imbuhnya
Ia sekaligus mengingatkan pentingnya melaksanakan amanat dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang selalu menekankan pentingnya bekerja dengan sepenuh hati, tanpa menghitung apa yang didapatkan, tetapi lebih kepada apa yang bisa diberikan.
Megawati Soekarnoputri mengajak seluruh pihak untuk bekerja dengan melaksanakan kewajiban kita, jangan sekali-kali menghitung untuk rugi, yang saat itu disampaikan Bintang Puspayoga mengutip pesan dari Megawati.
Menurutnya, perempuan PDI Perjuangan harus terus terhubung dengan masyarakat, menghadapi permasalahan bersama, dan bekerja dalam semangat gotong royong untuk kemajuan bangsa.
Sementara itu, Ni Made Rahayuni, selaku Ketua Panitia Peringatan Hari Ibu, menjelaskan berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan oleh DPD dan DPC PDI Perjuangan se-Indonesia dalam rangka menyambut Hari Ibu.
"Kami di DPD dan DPC PDIP se-Indonesia telah melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain mendata kondisi perempuan dan anak di daerah masing-masing terkait anak dengan disabilitas, stunting, serta perempuan dan anak korban kekerasan, TPPO, dan kelompok rentan lainnya," jelas Rahayuni.
Lebih lanjut, Rahayuni mengungkapkan bahwa hingga 27 Desember 2024, sebanyak 57 DPC PDI Perjuangan se-Indonesia telah mengirimkan laporan terkait kegiatan peringatan Hari Ibu serta pendataan pemberdayaan perempuan dan anak.
"Kami berharap data yang terkumpul dapat diimplementasikan sebagai solusi nyata dalam upaya pemberdayaan perempuan di Indonesia," tambahnya.
Sementara itu, Rai Wahyuni Sanjaya, beranggapan bahwa di Era Kekinian, sebagai seorang perempuan dan terutama sebagai seorang Ibu, bisa lebih berperan dalam segala bidang.
“Kita sebagai seorang perempuan tidak boleh berhenti berusaha sampai di sini, harus bisa mengikuti perkembangan jaman,” jelasnya.
Terutama dalam mendampingi suami memimpin Kabupaten Tabanan, pihaknya menyatakan harus mampu menempatkan diri sesuai dengan kapasitas, di mana harus berdiri di sisi atau di belakang untuk terus mendukung.
Dalam menghadapi tantangan ke depan dalam kemajuan jaman, Bunda Rai sapaan akrabnya, juga berpendapat agar mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi.
“Dengan kemajuan teknologi, dan media sosial itu menjadi tantangan berat yang harus dihadapi, di Kabupaten Tabanan sendiri solusi yang kami berikan ialah sejak dini, anak-anak dibatasi dalam penggunaan gadget, dan tentunya kami berikan fasilitas untuk bermain dan berinteraksi di luar ruangan,” pungkas Bunda Rai.