Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengonfirmasi bandara di Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditutup sementara akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Kabupaten Flores Timur, Senin.
"Ya, ada penutupan bandara di Maumere, NTT (Bandara Fran Seda)," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Meski demikian, BNPB dan Pemerintah Provinsi NTT, Badan Geologi Kementerian ESDM masih akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan terkait penutupan bandara yang akan berlangsung sampai kapan dan teknisnya.
"Dalam koordinasi, keterangan lanjutan dari Kementerian Perhubungan," imbuhnya.
Abdul memaparkan bahwa sampai pukul 10.20 WIB, data yang dihimpun ada 10 korban meninggal dunia. Sembilan orang diantaranya sudah berhasil di evakuasi tim petugas SAR gabungan dan satu hilang dalam proses pencarian.
Adapun korban yang hilang tersebut diduga tertimbun oleh rumah yang roboh akibat lontaran material vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki yang ada pada radius 4 kilometer dari puncak erupsi.
Selain itu, BNPB juga mengonfirmasi saat ini ada 2.735 keluarga atau 10.295 orang yang dievakuasi. Mereka merupakan warga dari 14 desa dalam wilayah administrasi Kecamatan Ile Bura, Titehena, dan Wulanggitang, Flores Timur.
Gunung Lewotobi Laki-laki erupsi pada Senin (4/11) pagi pukul 02.48 WITA. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 17 milimeter dan durasi kurang lebih tiga menit lima detik.
Batas zona bahaya untuk aktivitas masyarakat berada pada radius tujuh kilometer dari puncak Gunung Lewotobi Laki-laki yang statusnya diumumkan meningkat dari level III menjadi level IV (Awas) oleh Badan Geologi Kementerian ESDM, Senin pagi.
Baca juga: Korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki jadi 10 orang
Baca juga: Pemkab Flores Timur keluarkan status Gunung Lewotobi Laki-Laki darurat
Baca juga: Status Gunung Lewotobi laki-laki di Flores Timur naik ke level IV Awas