Gianyar, Bali (ANTARA) - BUMN PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) membuka keran investasi pengembangan lahan di kawasan pengelolaan the Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.
“Kami buka peluang investasi seluas-luasnya,” kata Direktur Utama ITDC Ari Respati di Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, Senin.
Adapun investasi yang dicapai salah satunya kerja sama pengembangan lahan dengan luas 10.418 meter persegi yang terbagi menjadi dua bagian yaitu lot RA dan C1.
Lahan lot RA sebelumnya merupakan restoran makanan khas Jepang dan lot C1 merupakan lahan kosong.
Pihaknya bekerja sama dengan salah satu investor, Paramita Bali Dewata yang rencananya akan mengembangkan kawasan itu menjadi akomodasi dan kawasan komersial.
Ari menjelaskan jangka waktu kerja sama pengembangan dua lahan itu selama 30 tahun dan ada opsi perpanjangan selama 20 tahun.
Ia mengharapkan perjanjian penggunaan lahan itu dapat membawa dampak positif bagi pengembangan kawasan serta memperkaya opsi akomodasi dan fasilitas komersial di salah satu destinasi wisata di Bali Selatan itu.
“Tidak hanya menjadi destinasi wisata berkualitas yang lebih dinamis dan terintegrasi, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan memberikan nilai tambah bagi pengunjung dan komunitas,” imbuhnya.
Baca juga: ITDC catat okupansi hotel di Nusa Dua tembus 85 persen
Meski begitu, pihaknya belum membeberkan nilai kerja sama pemanfaatan lahan di kawasan wisata elit itu.
Selain di kawasan Nusa Dua, pihaknya juga membuka keran investasi di kawasan lain di antaranya Mandalika di NTB dan Golo Mori di NTT.
Kawasan the Nusa Dua memiliki total sekitar 5.485 kamar yang tersebar di 22 hotel bintang lima dan vila mewah serta memiliki fasilitas ruang pertemuan yang dapat menampung sekitar 21.000 delegasi.
Sebagai kawasan hotel mewah untuk tamu menginap dan wisata konferensi (MICE), the Nusa Dua juga menawarkan daya tarik wisata pantai, wisata air, wisata olahraga, atraksi seni budaya, wisata belanja, dan kuliner.
Baca juga: Hunian hotel di Nusa Dua lampaui periode 2019