Denpasar (Antara Bali) - Balai Pengelolaan Hutan Mangrove (BPHM) Wilayah I mengakui masih kesulitan dalam menanggulangi upaya melubernya sampah plastik yang mencemari kawasan konservasi mangrove di kawasan Suwung, Denpasar Selatan itu.
"Sampah sejak dulu menjadi permasalah kami. Berbagai macam cara seperti penyuluhan dan sosialisasi telah dilakukan dan sekarang kami memanfaatkan empat orang tenaga kebersihan," kata Kepala Sub-Bagian Tata Usaha BPHM Wilayah I, Kahar, di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, pada tahun 2007 setiap harinya ribuan ton sampah plastik yang diangkut menggunakan dua truk sampah berhasil diangkat dari hutan mangrove seluas 1.373,5 hektare itu. Namun jumlah tersebut akan terus meningkat saat musim hujan.
Salah seorang petugas teknik BPHM Wilayah I yang membawahi 19 provinsi di kawasan Indonesia Timur, Nyoman Sarwa menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan beberapa kali sosialisasi dan memberikan sumbangan gerobak terutama bagi masyarakat yang tinggal di dekat bantaran sungai.
Namun setelah dilakukan pengecekan ternyata sebagian besar masyarakat yang tinggal di dekat Sungai Badung merupakan penduduk sementara dan tinggal berpindah-pindah.
Sementara itu menurut Wakil Konsulat Jenderal Jepang di Denpasar, Katsunobu Yasue yang meninjau salah satu proyek dari Jepang itu mengatakan bahwa Japan International Cooperation Agency (JICA) yang merupakan mitra kerja sama donor bagi Indonesia itu sejak tahun 1992 hingga tahun 2011 telah memberikan bantuan hibah berupa peralatan, bangunan, dan pelatihan sekitar Rp15 miliar.
Bantuan tersebut ditujukan ke beberapa proyek di antaranya pengembangan pengelolaan mangrove lestari, pusat informasi mangrove, hingga penguatan pusat informasi mangrove.
Project Coordinator JICA, Asako Yamamoto mengakui bahwa permasalahan yang kerap dialami dalam pengelolaan dan rehabilitasi mangrove di seluruh dunia, salah satunya akibat sampah plastik.
Namun, dalam proyek kerja sama keempat tahun 2011-2014 yakni pengembangan mekanisme kerja sama dalam berbagi pengalaman dan pembelajaran terkait pengelolaan ekosistem mangrove dan pemanfaatan berkelanjutan, kerja sama akan lebih fokus dilakukan melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia terutama dalam komunikasi tingkat ASEAN.
Hal itu dilakukan melalui pelaksanaan lokakarya dan simposium tingkat nasional dan regional. Namun ia tidak bisa memastikan apakah adanya teknologi penanggulangan sampah plastik akan dibicarakan dalam kegiatan itu. (DWA)
BPHM Kesulitan Tanggulangi Sampah Plastik
Rabu, 20 Maret 2013 13:20 WIB