Negara (Antara Bali) - Puluhan warga Desa Pengambengan, Kabupaten Jembrana, yang tempat tinggal maupun tempat usahanya digusur oleh pemkab setempat beberapa waktu lalu kehilangan nafkah.
"Sampai saat ini warga yang berjualan belum bisa mendirikan warungnya kembali. Selain terkendala lokasi, mungkin mereka juga belum memiliki modal untuk mendirikan warungnya," kata Kepala Desa atau Perbekel Pengambengan, Masri, saat dikonfirmasi, Selasa.
Dari Masri maupun Kepala Dusun Munduk, Desa Pengambengan, Lukman diperoleh keterangan, saat ini warga yang digusur tersebut kocar-kacir mencari tempat tinggal.
Menurut Lukman, ada warga yang tinggal di tanah wakaf, menyewa tanah, hingga numpang di saudaranya.
Lukman tidak menampik, warga yang tergusur itu kini kesulitan ekonomi, khususnya bagi yang menggantungkan hidup dari warungnya.
"Suami saya stroke, saya sendirian mencari nafkah dari warung ini," kata Suroto, salah seorang korban penggusuran. (GBI/IGT)