Denpasar (ANTARA) - Ketua DPD Partai Gerindra Bali Made Muliawan Arya atau dikenal De Gadjah merespons soal beredarnya isu hendak maju Pilkada Bali berpasangan dengan Mantan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana.
“Itu masyarakat saja bukan saya, saya memang pernah bertemu dengan beliau, kami bincang-bincang tentang Bali tapi tidak ada komitmen apa-apa,” kata dia di Denpasar, Senin.
Diketahui beredar foto pertemuan De Gadjah dengan Agus Suradnyana yang kemudian dikaitkan dengan pembentukan paket calon gubernur dan wakil gubernur Bali PAS-Mulia (Putu Agus Suradnyana-Muliawan Arya).
Namun De Gadjah mengatakan itu hanya aspirasi-aspirasi masyarakat, sementara hingga saat ini DPP Partai Gerindra baru menargetkan mengusung calon wakil gubernur sehingga ia menilai wajar jika muncul paket-paket demikian.
“Dewan pimpinan pusat bilang Bali memang menargetkan kadernya di wakil gubernur tapi entah apa pemikiran Pak Prabowo saya satu komando ikut perintah dan tegak lurus, saya tidak ambisi untuk itu,” ujarnya.
Beberapa bulan terakhir, Ketua DPD Partai Gerindra Bali ini banyak dikaitkan dengan tokoh-tokoh politik untuk didukung maju Pilkada Bali.
Sebelum Bupati Buleleng dua periode Putu Agus Suradnyana, nama Letnan Jenderal TNI I Nyoman Cantiasa yang merupakan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) harum mencuat dipasangkan dengan De Gadjah.
Selain itu muncul juga nama Mantan Gubernur Bali Wayan Koster, Bupati Badung Giri Prasta, dan DPD RI terpilih IB Rai Dharmawijaya Mantra.
De Gadjah kemudian menegaskan hingga saat ini Prabowo Subianto belum menentukan keputusan terkait paket yang hendak diusung di Pilkada Bali, namun semua nama yang diunggulkan masyarakat telah dikirim ke pusat.
Menurut dia, saat ini partainya dan koalisi hanya tinggal menuju dewan pimpinan pusat ketok palu atau memutuskan pilihan, dimana apapun keputusannya akan linear diikuti kader di daerah.
“Saya di DPRD saja cukup, tapi kalau memang perintah ya sudah tapi urusan calon gubernur itu masih, digodok entah siapanya yang pasti kami harus tegak lurus dari presiden, gubernur, bupati, maupun wali kota-nya,” kata dia.
De Gadjah juga enggan mengaitkan setiap pertemuannya dengan tokoh politik sebagai bagian dari kegiatan politik untuk Pilkada Serentak 2024 ini, seperti pertemuannya dengan Kembang Hartawan, politisi PDIP belum lama.
“Walau beda pilihan kami tidak mungkin tolak pertemuan, itu kan seperti anak kecil namanya, tidak boleh seperti itu siapa pun kami terima dan pembicaraan normal-normal,” ujarnya.