Denpasar (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bali memulai proses pengajuan politisi perempuan bernama Komang Dyah Setuti sebagai Anggota DPRD Bali Pengganti Antar Waktu (PAW) yang menggantikan Anggota Komisi III Nyoman Ray Yusha.
“Prosesnya sudah jalan, Pak Sekretaris DPRD Bali tinggal ke Jakarta ke Mendagri, kalau tidak salah Jumat (14/11) ini berangkat,” kata Ketua DPRD Bali Dewa Made Mahayadnya di Denpasar, Senin.
“Setelah itu yang akan mengambil sumpah kan Menteri Dalam Negeri nanti, kalau Pak Gubernur Bali sebagai perpanjangan,” sambungnya.
Diketahui sebelumnya politisi senior Partai Gerindra Nyoman Ray Yusha tutup usia pada Sabtu (4/10) lalu. Setelah satu bulan akhirnya partai politik dan DPRD Bali mengajukan permohonan rekomendasi PAW ke KPU Bali.
Mengacu pada data KPU Bali saat Pemilihan Legislatif 2024 lalu, maka nama Komang Dyah Setuti muncul sebagai pemilik suara tertinggi ketiga dengan perolehan 6.196 suara dari Partai Gerindra, dua tingkat di bawah Nyoman Ray Yusha dengan jumlah 12.416 dan Gede Harja 9.028 suara.
Dewa Mahayadnya sendiri belum berkomunikasi dengan calon PAW asal Buleleng tersebut, sehingga pimpinan DPRD Bali akan menjadwalkan pertemuan.
“Kalau partai sudah jelas tahu mengajukan karena memang suaranya dia sudah 6 ribuan, tapi kalau saya belum ketemu, nanti saya ketemu dulu, saya panggil dulu nanti kalau sudah pasti,” ujar politisi PDI Perjuangan itu.
Pimpinan DPRD Bali juga mengaku belum menentukan posisi Komang Dyah Setuti di komisi apa nantinya, termasuk apakah akan mengambil posisi mendiang Ray Yusha di komisi III dan pansus sebab mendiang dikenal aktif dan serius menangani pelanggaran pembangunan, serta pengelolaan alam yang mengabaikan kualitas dan fungsi lingkungan hidup.
Yang pasti, dengan masuknya perempuan, dewan merasa senang karena menambah keterisian kuota perempuan dalam kursi legislatif di Bali.
“Komisinya belum, saya harus berkoordinasi dengan ketua fraksinya apakah di tempatkan di sana atau ditukar dengan yang lainnya, yang jelas kan kita belum bisa mengejar kuota 30 persen perempuan, kalau saya pribadi sebagai pimpinan saya bersyukur kalau perempuan penggantinya, jadi ada srikandi lagi tambahan,” kata Dewa Mahayadnya.
