Denpasar (Antara Bali) - Gabungan Forwader dan Ekspedisi Indonesia mencatat pengiriman logistik dari Bali mengalami penurunan rata-rata 30 persen setiap tahunnya akibat permintaan ekspor lesu.
"Kondisi itu terjadi semenjak terjadinya krisis ekonomi pada 2008. Selain lesunya permintaan ekspor, penyebab lain adalah penetrasi afiliasi forwarder asing yang kian agresif dalam menjangkau pasar," kata Ketua Gabungan Forwader dan Ekspedisi Indonesia (Gafeksi) Bali, Bagus John Sujayana, di Denpasar, Senin.
Dia mengatakan, pada tahun lalu rata-rata pengiriman ekspor dari Pulau Dewata melalui jalur laut sebesar 1.500 Teus per bulan sedangkan lewat udara sebanyak 2.200 ton per bulan.
Jumlah pengiriman tersebut lebih kecil atau mengalami penurunan sekitar 30 persen dibandingkan sebelum terjadinya krisis ekonomi global. "Dampak dari lesunya permintaan pengiriman membuat sejumlah usaha itu harus tutup sementara waktu karena mengalami kerugian," ujarnya.
Hal itu juga yang mengurangi jumlah anggota aktif dari sebelumnya 214 perusahaan menjadi hanya 50 anggota aktif saja. Berdasarkan catatannya dari 50 anggota yang masih aktif itu, sekitar 20 persen di antaranya merupakan afiliasi dari forwarder asing.
Kehadiran mereka cukup mempengaruhi persaingan bisnis tersebut karena perusahaan asing memiliki jaringan kuat dan pengetahuan pasar yang baik sehingga mampu menciptakan peluang ekspor. (IGT/T007)