Hamburg, Jerman (Antara Bali/PRNewswire) - "World Ocean Review 2 - Die Zukunft der Fische, die Fischerei der Zukunft" adalah sebuah analisis komprehensif pertama mengenai kondisi perikanan dunia, dampak pada pasokan pangan dunia, dan ekosistem laut.
Pada tanggal 21 Februari, "World Ocean Review 2 - Die Zukunft der Fische, die Fischerei der Zukunft" (WOR 2) dirilis.
Dalam laporan baru yang diterbitkan oleh organisasi nirlaba, maribus, didukung oleh majalah mare, Lembaga Samudra Internasional (International Ocean Institute - IOI) dan "Ozean der Zukunft" sebuah kelompok unggul, ilmuwan Kiel, menyajikan salah satu studi paling komprehensif di dunia perikanan bersama-sama dengan para pakar perikanan dunia terkemuka.
Apakah kita masih bisa makan ikan dengan tenang di masa depan? Seberapa besarkah ancaman dan spesies ikan manakah yang terancam punah? Solusi apakah yang memiliki kemungkinan, terutama di tingkat Eropa, untuk pengelolaan berkelanjutan dari spesies ikan yang bisa dimakan? Bisakah budidaya ikan membantu mengamankan pasokan jangka panjang ikan yang dapat dimakan bagi penduduk dunia?
Saat ini, lebih dari seperempat dari seluruh ikan yang dapat dimakan diperkirakan ditangkap secara berlebihan dan 30 persen lebih diperkirakan terancam punah. Kondisi di Eropa lebih parah, di mana hampir setengah dari seluruh persediaan ikan mengalami penangkapan secara berlebihan. Sejak tahun 1950, jumlah ikan yang ditangkap setiap tahun telah meningkat lima kali lipat ke angka saat ini yaitu 78,9 juta ton ikan dan makanan laut. Eksploitasi ikan yang berlebihan sebagai sumber makanan tidak hanya mengancam pasokan makanan untuk pertumbuhan penduduk dunia, tetapi di atas semua itu, menimbulkan ancaman bagi keseimbangan ekologis lautan.
"Dalam "World Ocean Review 2", untuk pertama kalinya, kami persembahkan hubungan antara dunia perikanan dan berbagai ancamannya dan konsekuensi yang ditimbulkan oleh hubungan ini dalam kompleksitasnya," kata Nikolaus Gelpke, penerbit mare dan pendiri maribus GmbH. "Dengan demikian, kita tidak hanya waspada, tapi juga mengusulkan solusi yang spesifik." Berkat kerjasama yang membangun antara ilmuwan dan wartawan mare, laporan menjadi mudah dimengerti dan dapat dibaca oleh siapa saja: laporan ini menjadi basis pengetahuan bagi para politisi dan penerbit yang ingin meningkatkan kesadaran mereka tentang permasalahan ini.
Laporan ini memberikan gambaran yang komprehensif tentang pentingnya ikan sebagai bagian dari ekosistem laut, menjadikan ikan sebagai sumber pangan dan mata pencaharian bagi ratusan ribu nelayan dan mengedepankan solusi logis dalam bentuk rencana pengelolaan jangka panjang dan berkelanjutan. Bab lain dikhususkan untuk prospek budidaya ikan - yang sudah menjadi sektor pangan yang memiliki pertumbuhan tercepat di dunia.
Laporan ini juga memberikan rekomendasi terhadap keputusan tentang apa yang harus kita beli di pedagang ikan: "Dengan "World Ocean Review 2", kita meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai tahapan membeli ikan secara berkelanjutan," kata Profesor Martin Visbeck, juru bicara "Ozean der Zukunft" kelompok unggul, ketika presentasinya pada WOR 2 di Hamburg. Salah satu masalah terbesar saat ini, menurut Visbeck, adalah bahwa spesies individu ikan saat ini sering dipandang secara terpisah, bukan dalam hal interaksi mereka dengan spesies lain dan pengaruh mereka bagi ekosistem laut secara keseluruhan. "Hal ini harus berubah cepat dan secara fundamental," kata Visbeck. "Terdapat contoh positif dari seluruh dunia yang menunjukkan bagaimana persediaan ikan dapat dikelola secara berkelanjutan, baik dari perspektif ekonomi maupun sosial. Kami ingin mempublikasikan contoh-contoh itu di "World Ocean Review 2"."
Latar belakang
maribus gGmbH didirikan pada tahun 2008 oleh penerbit mare, Nikolaus Gelpke. mare adalah organisasi nirlaba yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bagaimana seluruh aspek lingkungan laut saling berhubungan dan membantu menjaga konservasi laut agar lebih efektif.
Publikasi pertama maribus, "World Ocean Review 1" (WOR 1), adalah laporan komprehensif dan unik, yang menggambarkan keadaan lautan dunia dan interaksi antara laut dan ekologi, aspek ekonomi dan sosial politik. Sampai saat ini, sekitar 70.000 eksemplar laporan ini yang diterbitkan dalam bahasa Jerman dan Inggris mendapat permintaan tinggi dari seluruh dunia.
Terbitan kedua maribus, "Die Zukunft der Fische - die Fischerei der Zukunft" juga diproduksi dalam kerjasama dengan mitra-mitra WOR, yang memiliki komitmen tinggi terhadap lautan dan bekerja pada tingkat akademis tertinggi:
• Lembaga Samudra Internasional (International Ocean Institute - IOI), yang didirikan oleh Elisabeth Mann-Borgese tahun 1972
• Kelompok unggulan Kiel "Ozean der Zukunft", asosiasi yang terdiri dari lebih dari 250 ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu, didukung oleh Universitas Christian-Albrechts, Kiel, Pusat Penelitian Lautan GEOMAR Helmholts di Kiel, Lembaga Ekonomi Dunia (Institute for the World Economy - IFW ) dan Akademi Seni Rupa dan Desain Muthesius, dengan pendanaan dari pemerintah federal dan negara dalam lingkup inisiatif keunggulan dari Yayasan Penelitian Jerman (German Research Foundation - DFG), dan
• mare - majalah lautan
"World Ocean Review" diterbitkan sebanyak 60.000 eksemplar (bahasa Jerman/Inggris). Publikasi ini tidak untuk dijual, tetapi tersedia secara gratis. Tidak ada tujuan mendapatkan keuntungan. Publikasi ini dapat diperoleh di http://www.worldoceanreview.com. Selain versi bahasa Jerman, versi bahasa Inggris akan segera tersedia. Publikasi lengkap akan muncul pada waktu yang sama di Internet pada http://www.worldoceanreview.com.
"World Ocean Review 2 - Die Zukunft der Fische, die Fischerei der Zukunft", diterbitkan oleh maribus gGmbH, Hamburg 2013, sebuah publikasi berisi 148 halaman dengan banyak grafis dan foto.
Kontak:
maribus gGmbH
Stephanie Haack
Press and Public Relations
Telepon: +49-40-368076-22
Email: haack@maribus.com
http://www.worldoceanreview.de
http://www.mare.de
http://www.ozean-der-zukunft.de
Sumber: maribus gGmbH
(ADT/T007)
maribus Menerbitkan Laporan Perikanan "World Ocean Review 2"
Minggu, 24 Februari 2013 19:32 WIB