Mangupura (ANTARA) - Sanggar Ariwangsa Kabupaten Badung, Bali rekonstruksi Gamelan Tua dan Angklung Keklentangan pada Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI yang berhasil memukau penonton.
Dalam pagelaran tersebut, Sanggar Ariwangsa memperkenalkan kembali gamelan angklung, salah satu jenis gamelan Bali yang termasuk dalam golongan gamelan tua (wayah).
“Kami melibatkan 23 personil dengan persiapan selama tiga bulan. Harapan kami, melalui rekonstruksi karawitan ini, gending-gending lama yang hampir punah agar bisa tetap dilestarikan,” ujar Koordinator Sanggar Ariwangsa I Made Sujendra di Mangupura, Rabu.
Ia mengatakan gamelan itu memiliki laras selendro empat nada dan diperkirakan sudah ada sebelum abad ke-15 Masehi. Salah satu seniman penting dalam pengajaran gamelan angklung keklentangan adalah almarhum I Nyoman Dendi dari Pemedilan, Denpasar, yang berperan besar dalam melestarikan dan mengajarkan tabuh angklung klasik.
“Kami mencoba menggali kembali dan merekonstruksi gamelan tua tersebut pada PKB tahun 2024 sebagai upaya melestarikan warisan leluhur yang adhiluhung dengan menampilkan beberapa komposisi terkenal, seperti “Engkek Engkek Engkir”, “Manuk Dewata”, “Galang Kangin”, dan “Satus Korawa”,” kata dia.
Made Sujendra menjelaskan jomposisi "Engkek Engkek Engkir" terinspirasi dari suara burung yang berfungsi sebagai tanda sasih kedasa dalam penanggalan Bali. "Manuk Dewata" menggambarkan burung dengan bulu indah yang dipercaya sebagai wahana roh menuju alam swah loka dalam prosesi ngaben.
Sedangkan “Galang Kangin" mengangkat makna waktu yang tepat untuk memulai kegiatan menurut kepercayaan Bali. Sedangkan "Satus Korawa" terinspirasi dari kisah Mahabharata tentang seratus saudara Kurawa.
Ketua Listibiya Kuta Utara, I Wayan Ardana menambahkan pihaknya bangga terhadap penampilan Sanggar Ariwangsa serta terharu dan merasa penampilan tersebut sangat mengalunkan.
“Pesan saya agar ditingkatkan lagi supaya ada generasi pemain angklung muda utamanya di Kecamatan Kuta Utara. Kami juga mengadakan pembinaan seni per banjar, tidak hanya kesenian angklung, tetapi juga gong kebyar dan selonding,” pungkas dia.