Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyebutkan Provinsi Bali berkontribusi sekitar 80 persen pada kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia dari target tahun ini mencapai 17 juta orang.
“Bali masih menjadi magnet utama wisatawan yang datang ke Indonesia,” kata Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenparekraf Dwi Marhen Yono di sela pameran pariwisata BBTF ke-10 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis.
Menurut dia, wisatawan asing memiliki animo yang tinggi berwisata di Pulau Dewata karena alam, budaya dan tersedia ragam atraksi pariwisata.
Untuk mendongkrak kunjungan wisman di Indonesia, Marhen menilai ajang promosi pariwisata salah satunya BBTF menjadi sarana strategis mendukung target kedatangan turis asing.
Baca juga: GIPI nilai inisiasi "family office" dongrak kualitas pariwisata Bali
Pada pelaksanaan pameran tahun ini sebanyak 370 pembeli dari 45 negara ikut berpartisipasi di antaranya dari negara-negara di Eropa, Afrika, Australia, dan Amerika Serikat.
Sedangkan penjual paket pariwisata mencapai 282, termasuk pelaku usaha dari delapan negara di antaranya Nepal, Timor Leste, China, Amerika Serikat, Malaysia, Afrika Selatan, Iran serta Indonesia dengan total target transaksi diperkirakan tembus Rp7,61 triliun atau lebih tinggi dari realisasi 2023 mencapai Rp6,7 triliun.
Sementara itu, target kedatangan wisman tahun ini di Indonesia dinaikkan dari awalnya 14,3 juta menjadi 17 juta karena mencermati realisasi pada 2023.
Pada 2023, kunjungan wisman di tanah air mencapai 11,68 juta atau melampaui target sebesar 8,5 juta orang.
Baca juga: Gubernur Bali ingin penindakan turis nakal bisa tuntas
Malaysia menjadi negara pertama sebagai penyumbang wisman terbesar ke Indonesia pada 2023 dengan persentase sebesar 16,28 persen, disusul Australia sebesar 12,26 persen, kemudian Singapura 12,11 persen, China sebesar 6,75 persen, dan Timor Leste sebesar 6,24 persen.
Khusus untuk Bali, kunjungan wisatawan asing pada 2023 mencapai 5,2 juta orang dan pada 2024 ditargetkan mencapai 7 juta orang.
Sedangkan dari sisi konektivitas jalur udara menuju Bali, hingga Mei 2024 Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali terhubung dengan 19 rute domestik oleh 13 maskapai dan 33 rute internasional oleh 36 maskapai penerbangan.
Dalam waktu dekat akan ada penerbangan perdana dari maskapai asing dari Abu Dhabi dan dua maskapai dari Korea Selatan juga berencana menambah penerbangan ke Pulau Dewata.