Denpasar (ANTARA) - Bulog Bali mendatangkan sebanyak 8.200 ton hingga akhir Februari 2024 sebagai salah satu upaya stabilisasi harga kebutuhan pokok tersebut.
“Jadi stok beras kami menjadi 11 ribu ton,” kata Pimpinan Wilayah Bulog Bali Sony Supriyadi di Denpasar, Selasa.
Ia mengungkapkan saat ini stok beras medium di enam gudang Bulog di Bali mencapai sekitar 2.800 ton.
Sedangkan penjualan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) juga masih disalurkan ke ritel yang bekerja sama dengan Bulog Bali.
Ia memperkirakan kenaikan harga beras medium di sejumlah daerah termasuk di Bali disebabkan karena penghentian sementara program bantuan pangan terkait penyelenggaraan Pemilu 2024.
Baca juga: Bulog Bali sebut tak ada indikasi kecurangan politik manfaatkan beras
Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah meminta Bulog untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan mulai 8-14 Februari 2024.
Menurut dia, untuk penyaluran bantuan pangan di Denpasar dan Kabupaten Jembrana sudah selesai.
Sedangkan di kabupaten lain di Bali di antaranya Tabanan, Bangli dan Klungkung dan kabupaten lainnya masih belum disalurkan menunggu pelaksanaan pencoblosan Pemilu 2024 selesai.
Ada pun beras bantuan pangan di Bali per bulan mencapai 1.912 ton kepada 191.286 keluarga penerima manfaat.
Padahal, lanjut dia, beras bantuan pangan tersebut juga menjadi salah satu instrumen pengendali kenaikan harga.
Baca juga: Bulog Bali kembali sebar beras SPHP di tengah gejolak harga
Rencananya, Sony menambahkan setelah pelaksanaan pencoblosan pada Kamis (15/2) penyaluran beras bantuan pangan dilanjutkan kembali.
Dengan demikian, setelah penyaluran bantuan pangan dilanjutkan kembali ditambah dengan stok beras yang didatangkan kembali diharapkan harga beras kembali stabil.
Sementara itu, pantauan harga beras di 60 pasar di seluruh Bali berdasarkan data Sistem Informasi Harga Pangan Utama dan Komoditas Strategis (Sigapura) Bali, harga beras medium di Bali rata-rata mencapai Rp14.931 per kilogram atau naik Rp574 atau 3,84 persen jika dibandingkan Selasa (6/2).
Apabila dirinci, harga beras medium tertinggi terjadi di Kota Denpasar mencapai Rp15.433 per kilogram dan Jembrana Rp15.400 per kilogram.
Sedangkan beras SPHP per kilogram di Bali mencapai Rp11.319 atau naik Rp405 yakni 3,58 persen jika dibandingkan Selasa (6/2).
Sementara itu, harga beras premium di Bali yakni Rp16.055 per kilogram atau naik Rp481 dengan persentase mencapai tiga persen.
Harga beras di tingkat pasar tersebut melebihi harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah.
Berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 7 tahun 2023 harga eceran tertinggi (HET) untuk beras di wilayah Bali mencapai Rp10.900 per kilogram untuk beras medium dan Rp13.900 per kilogram untuk beras premium.