Denpasar (ANTARA) - Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali memprioritaskan inisiatif pariwisata berkelanjutan mengikuti tren yang diproyeksi berkembang dan dicari oleh wisatawan pada 2024.
“Kami lebih mempromosikan Bali yang lebih berkelanjutan dan pengembangan pariwisata berbasis pengalaman unik yang menjadikan Bali pariwisata terkemuka,” kata Ketua GIPI Bali Ida Bagus Agung Parta Adnyana di sela rapat evaluasi pariwisata 2023 menuju 2024 di Denpasar, Jumat.
Pihaknya berencana mengadakan apresiasi kepada sektor perhotelan di Bali yang fokus menerapkan sistem berkelanjutan atau menerapkan strategi hijau.
Tak hanya terhadap lingkungan dan alam, pihaknya juga menekankan kepada pelaku pariwisata untuk menyerap produk petani lokal.
Ia menyebutkan beberapa hotel mewah di Bali sudah menyerap produk lokal petani di Bali.
Baca juga: Menparekraf ungkap tren pariwisata berkelanjutan setelah pandemi COVID-19
Lebih lanjut Ketua GIPI Bali atau Bali Tourism Board (BTB) itu menambahkan pada 2024 selain pariwisata bergeser kepada konsep berkelanjutan, juga lebih memilih perjalanan wisata yang dekat, kemudian lebih memilih budaya lokal, otentik dan wisata alam.
Selain itu, kata dia, digitalisasi, selanjutnya pariwisata bisnis dan konferensi (MICE) yang terus meningkat.
Terkait wisata MICE di Bali, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan di Sanur, Denpasar yang dijadwalkan dibuka pada 2024 juga mendongkrak pariwisata di Pulau Dewata karena memiliki fasilitas untuk konferensi dengan kapasitas hingga 5.000 orang.
Untuk itu, selain di kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung, pelaksanaan MICE juga dapat dilakukan di kawasan Sanur, Denpasar, yang terintegrasi dengan wisata kesehatan dan kebutuhan kebugaran.
Meski begitu, Ia masih melihat adanya tantangan pada 2024 seiring tensi geopolitik global yang belum mereda di antaranya perang di Ukraina dan Rusia serta di kawasan Timur Tengah.
Sedangkan di dalam negeri, inflasi, infrastruktur, aksesibilitas hingga masalah sampah menjadi tantangan.
Tantangan tersebut menjadi perhatian penting mengingat pemerintah menetapkan target kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia mencapai 14 juta pada 2024.
Sebanyak 50 persennya atau 7 juta orang diharapkan dapat disumbangkan dari Bali.
“Keseluruhan 2024 menunjukkan pandangan yang hati-hati tapi tetap optimis bagi industri pariwisata,” katanya.
Baca juga: Menparekraf minta BBTF dorong pariwisata berkualitas berkelanjutan