Denpasar (Antara Bali) - Pelayanan bedah saraf pada Rumah Sakit Umum Pusat atau RSUP Sanglah, Denpasar sejak 1991 hingga kini berhasil menyelamatkan ribuan nyawa akibat berbagai kasus trauma kepala, tumor dan infeksi.
"Sedangkan kasus-kasus cidera berat (expected death) tetap berpulang kepada-Nya," kata Prof Dr dr Sri Maliawan, SpBS pada pidato pengukuhan guru besar ahli bedah saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana di Kampus Bukit Jimbaran, Kabupaten Badung, Sabtu.
Dokter bedah saraf pertama di Bali yang alumnus FK Uair Surabaya tahun 1991 itu menjelaskan, RSUP Sanglah setiap bulannya melayani tidak kurang dari 153 kasus bedah saraf.
"Layanan tersebut dilakukan terhadap pasien IRS RSUP Sanglah dengan melakukan 72 tindakan operasi setiap bulan," katanya.
Menurut dia, tindakan operasi serupa juga dilakukan pada Instalasi Bedah Sentral sebanyak 27 kasus dan poliklinik bedah 54 kasus setiap bulannya.
Sri Maliawan menjelaskan, SMF Bedah saraf RSUP Sanglah meletakkan dasar penanganan pasien bedah saraf dengan konsep tiga tepat, yakni tepat waktu pelayanan, tepat indikasi dan tepat mutu.
Mengingat cukup banyaknya kasus bedah saraf di Bali dan kawasan timur Indonesia, katanya, maka perlu diantisipasi sejak dini agar semua masyarakat yang menderita penyakit saraf dapat dilayani dengan baik.
Untuk itu, ia menyarankan, pengembangan ilmu bedah saraf ke depan dibagi dalam tiga tahap, yakni jangka pendek memperbaiki sarana pelayanan dengan dukungan pihak rumah sakit atau donator.
Jangka menengah mengirimkan staf secara bergilir untuk mengikuti pendidikan dalam dan luar negeri dan jangka panjang meningkatkan pendidikan bedah saraf di Fakultas Kedokteran Unud, ujar Sri Maliawan.(*)