Petugas Pos Pengamatan Gunung Ili Lewotolok, Stanislaus Ara Kian mengatakan erupsi terjadi pukul 04.51 dan 05.32 WITA mengarah ke barat laut.
"Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan," ujarnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Erupsi pertama melontarkan abu vulkanik setinggi lebih kurang 350 meter di atas puncak Gunung Ili Lewotolok. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 24,9 milimeter dan durasi 37 detik.
Kemudian, letusan dengan tinggi kolom abu teramati lebih kurang 400 meter. Amplitudo maksimum erupsi tersebut sebesar 21,1 milimeter dengan durasi selama 119 detik.
Sejak 1 Januari sampai 11 November 2023, Gunung Ili Lewotolok adalah gunung api paling sering erupsi dengan jumlah letusan yang pernah tercatat sebanyak 88 kali.
Gunung Ili Lewotolok adalah gunung berapi stratovolcano yang terletak di bagian utara Pulau Lembata, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Gunung api itu memiliki ketinggian 1.423 meter atau 4.669 kaki di atas permukaan laut. Puncak gunung memiliki kawah besar menyerupai kaldera berbentuk bulan sabit yang Metong Lamataro oleh penduduk setempat.
PVMBG mengimbau masyarakat untuk tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas vulkanik.
Sedangkan, bagi masyarakat yang berada di Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran maupun longsoran lava dan awan panas dari bagian timur kawah Gunung Ili Lewotolok.