Denpasar (ANTARA) - Kepulauan Indonesia yang berjejer, sambung-menyambung menjadi satu dari Sabang sampai Merauke yang sangat luas dikenal sebagai lahan-lahan pertanian yang subur dengan curah hujan yang tinggi, sehingga komoditas pertanian tumbuh subur dengan hasil yang melimpah ruah untuk memenuhi kebutuhan pangan sehat bagi masyarakat Nusantara dan membantu negara lain di belahan dunia.
"Potensi besar dalam bidang pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, kehutanan serta potensi perikanan dan kelautan dapat diolah dan dikelola dengan baik untuk mewujudkan kemandirian pangan, pertanian yang berdaulat guna mengangkat kesejahteraan masyarakat dan menggerakkan ekonomi Indonesia," kata Direktur Utama PT Songgolangit Persada (SLP) Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr.
Alumnus Facultry Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang adalah agen tunggal yang satu-satu mendapat lisensi dari EMRO Jepang untuk memproduksi dan memasarkan pupuk hayati Effective Microorganisms (EM4) pertanian, EM4 perikanan, EM4 peternakan dan EM4 Limbah ke seluruh daerah di Indonesia.
Dengan sentuhan teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan, prestasi swasembada pangan yang pernah diraih pada masa pemerintahan masa lalu tentu mampu diraih kembali pada masa kepemimpinan pemerintahan yang akan datang.
Keberlanjutan pembangunan dan pengembangan pertanian organik menjadi salah satu tujuan mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dengan melibatkan seluruh komponen bangsa dan seluruh masyarakat Indonesia.
Dr Wididana yang juga pakar dan pelopor pertanian organik Indonesia menilai, penerapan manajemen modern dalam pembangunan pertanian mampu menjawab tantangan menerapkan teknologi maju, ramah lingkungan dalam mendukung terwujudnya ketahanan pangan.
Ketahanan pangan tidak hanya memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Indonesia, namun mampu membantu ketahanan pangan negara-negara lainnya di belahan dunia. Untuk itu sarjana-sarjana pertanian mempunyai potensi dan peluang untuk dapat menggerakkan pembangunan pertanian organik menjadi sektor andalan mendukung berbagai sektor kehidupan lainnya.
Komoditas pertanian yang mempunyai nilai ekonomis tinggi sangat dibutuhkan masyarakat dunia seperti kopi, vanili yang mengandung antioksidan tinggi dan berbagai mata dagangan lainnya yang dapat tumbuh subur di wilayah kepulauan Indonesia.
Untuk itu, Indonesia yang memiliki wilayah kepulauan yang luas dan subur dari Sabang sampai Merauke dapat mengembangkan teknologi kreatif, ramah lingkungan dan manajemen modern dalam pembangunan pertanian.
Dalam membudidayakan berbagai jenis tanaman bunga misalnya, selain mendapatkan keuntungan dari panen bunga, juga memperoleh penghasilan dari orang-orang yang khusus datang untuk berswafoto (selfie). Berbagai jenis tanaman bunga yang beraneka warna sangat menarik menjadi latar belakang untuk selfie, sehingga mereka tidak keberatan untuk membayarnya.
Demikian pula pembangunan pertanian lainnya mampu menghasilkan sumber pendapatan utama, penghasilan tambahan seperti limbah yang dapat diolah menjadi pupuk organik dengan sentuhan teknologi Effective Microorganisms(EM).
Untuk itu manusia dituntut untuk selalu berpikir, kreatif mengembangkan kegiatan yang mampu memberikan manfaat dan kemudahan untuk kehidupan sekarang maupun di masa mendatang.
Antisipasi peluang
Dr. Wididana, sosok pria enerjik kelahiran Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng setelah menyelesaikan pendidikan Pasca Sarjana (S-2) Faculty Africulture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang (1987-1990) pulang ke Indonesia, langsung mengantongi sertifikat EM sekaligus membawa lisensi untuk mendirikan pabrik EM.
Kondisi saat itu tidak memungkinkan mengembangkan teknologi baru tanpa memiliki pabrik. Setelah pabrik EM pertama didirikan di Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat dan berproduksi dengan baik dan lancar hingga kini telah diperluas dan ditingkatkan kapasitasnya produksinya menjadi empat unit dua unit di Jawa dan dua unit di Bali untuk memenuhi kebutuhan pasar akan pupuk organik dalam negeri.
Ayah dua putra dan dua putri itu melakukan terobosan dan pola baru dalam memproduksi dan memasarkan EM4 ke seluruh Nusantara dengan membentuk kelompok tani, kelompok ternak, kelompok ikan dan mengajak para tokoh yang dinilai kooperatif untuk bersama-sama mengembangkan teknologi EM di Indonesia.
Terobosan yang dilakukan suami dari Ni Komang Dyah Setuti, S.Sn, N.I,Kom dalam mengembangkan teknologi EM yang dinilai berbagai kalangan memang dapat diacungi jempol.
Berbagai produk olahan juga dapat diproduksi antara lain Minyak Oles Bokahi, minyak hebal asli Bali yang mempunyai multi khasiat untuk meringankan pegal linu, meredakan bisul, gatal dan bengkak akibat gigitan serangga serta sebagai mandi campuran rempah diproses dengan teknologi EM oleh Industri Obat Tradisional PT Karya Pak Oles Tokcer.
Teknologi EM menurut Dr. Wididana adalah Visi besar Mokichi Okada membangun pertanian organik tanpa menggunakan pupuk kimia dan pestisida kimia. Visi tersebut dipraktikkan langsung oleh Prof. Dr. Teruo Higa, guru besar Bidang Hortikultura University of The Ryukyus Okinawa Jepang, tempat Pak Oles menyelesaikan studi di negeri Sakura.
Dengan menerapkan hasil temuan:EM Teknologi, yaitu teknologi yang menggunakan mikroorganisme efektif (yang menguntungkan) ke dalam tanah, untuk meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki kualitas tanah, menyehatkan tanaman dan meningkatkan produktivitas tanaman.
Menurut pakar pertanian organik Indonesia Dr. Wididana, sejak tahun 1989, peneliti pertanian organik yang tergabung dalam organisasi APNAN (Asia Pasific Natural Agriculture Network) secara aktif meneliti Teknologi EM untuk pertanian, dan mereka mulai mempraktikkan Teknologi EM di lahan dan kebun pertanian di tingkat petani, perusahaan dan pemerintah.
Perjuangan APNAN dalam meneliti, menyeminarkan hasil penelitian dan melatih Teknologi EM sejak 1989, yang disponsori oleh EMRO (EM Research Organization), INFRC (International Nature Farming Research Center), dan Saraburi Kyusei Farming Center.
Dengan kegigihan Prof. Teruo Higa meneliti dan mengembangkan Teknologi EM ke seluruh dunia melalui penelitian dan pengembangan, sejak tahun 2010, Teknologi EM sudah menyebar ke lebih dari 100 negara dan sudah diterapkan dalam berbagai bidang, seperti : pertanian, peternakan, perikanan, lingkungan, kesehatan manusia.
Saraburi Kyusei Farming Center adalah lembaga pelatihan pertanian organik dengan Teknologi EM, yang menjadi pusat pelatihan dan percontohan pertanian organik untuk daerah Asia-Pasifik.
Lebih dari 100 petani yang tergabung dalam organisasi Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) telah mengikuti latihan pertanian organik ke Saraburi Kyusei Nature Farming. Saraburi Kyusei Nature Farming Center juga telah melatih ribuan petani, pemerhati pertanian, peneliti, ilmuwan dan birokrat (pemerintah) dari seluruh dunia sejak tahun 1989.
Untuk lebih banyak melatih petani dengan Teknologi EM, maka didirikanlah EM Training Center di Bali pada tahun 1997, yang bernaung di bawah lembaga Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali di Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng.
Bali merupakan daerah tujuan wisata dunia, maka Teknologi EM menjadi semakin dikenal dan mudah dikenal untuk bisa dilihat langsung lahan pertaniannya sebagai tempat agrowisata. Pada 21-23 Juli 2016 dilangsungkan pertemuan APNAN melibatkan utusan dari 17 negara dengan 60 peserta di Hotel Bali Beach, Sanur, untuk saling bertukar informasi ilmiah, ilmu dan pengalaman antar wakil dari negara pengembang Teknologi EM.
Peserta pertemuan tersebut juga melakukan kunjungan lapangan ke kebun pertanian organik di IPSA dan ke daerah wisata pertanian organik di Bali. Perjuangan tak kenal lelah dari Prof. Teruo Higa memperkenalkan Teknologi EM dan Mokichi Okada memperkenalkan Kyusei Nature Farming membuahkan hasil.
Teknologi EM dan Kusei Nature Farming menyebar dan dipraktikkan di berbagai Negara belahan dunia. Teknologi EM telah dipraktikkan oleh petani berdasarkan filosofi Mokichi Okada: "Membangun pertanian yang sehat, lestari dan menguntungkan bagi petani dan konsumen.
Ciptakan Lapangan Kerja
Produk pertanian organik dengan sentuhan teknologi dan iptek dapat dikemas menjadi produk barang dan jasa sebagai kekayaan intelektual yang mampu mengantarkan masyarakat dan bangsa Indonesia menjadi lebih sejahtera, mampu menciptakan lapangan kerja untuk orang banyak, sekaligus memberikan kepuasan kepada konsumen.
Produk kopi organik misalnya dengan kombinasi berbagai jenis tanaman kopi yang masing-masing mempunyai keunggulan, berkat kegigihan, ketekunan dan kecerdasan mampu menghasilkan produk yang berkualitas citarasa yang khas disenangi konsumen dari berbagai negara di belahan dunia.
Kemasan kopi yang menjadi makanan dan minuman sehat tentu menjadi bisnis baru yang menggiurkan, terutama bagi kalangan hotel untuk disajikan menjadi yang terbaik kepada setiap tamunya.
Kopi organik sentuhan teknologi dan iptek yang disenangi kalangan milenial, maupun orang tua dan lanjut usia, karena berpengaruh terhadap kesehatan yakni awet muda dan panjang umur.
" Berpikir besar adalah kata kunci yakni memiliki cita-cita, pikiran yang besar, misalnya membuat bandar udara internasional untuk semua jenis pesawat bisa parkir maupun membuat pelabuhan kapal laut yang bisa menampung semua ukuran kapal bisa parkir untuk transit, contohnya bandara dan pelabuhan laut di Singapura.” ujar Dr. Wididana.
Demikian pula semua pesawat yang melintasi dari utara ke selatan misalnya dari Eropa, Amerika Serikat, Rusia yang berlayar ke Asia harus transit di Singapura karena memiliki fasilitas besar, baru selanjutnya disalurkan ke negara-negara yang menjadi tujuannya.
Seseorang yang memiliki cita-cita atau mimpi besar untuk masa depan, seperti dirinya waktu kuliah di Jepang mempunyai cita-cita dan harapan besar menjadikan pupuk hayati Effektive Microorganisms 4 (EM4) menjadi yang terbaik dan terbesar di Indonesia.
Melalui proses kerja keras, semangat, tekun, disiplin selama 33 tahun secara terus menerus tanpa pernah henti, cita-cita dan mimpi besar itu kini sudah menjadi kenyataan, meskipun masih tetap harus semangat dan kerja keras.
Hasilkan pangan sehat
Hasil pertanian organik berbasis teknologi EM dari Jepang hasil temuan Prof. Dr. Teruo Higa, kini menjadi tren untuk menghasilkan bahan pangan yang sehat, sehingga produk apapun yang dihasilkan dari pertanian ramah lingkungan tanpa sentuhan zat kimia mampu menghasilkan uang.
Produk pertanian organik yang mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi, dibanding hasil pertanian secara umum juga mendukung industri makanan, minuman dan kosmetik.
Semua pihak kini lebih fokus mengembangkan pertanian organik karena pasarannya yang cukup menjanjikan. Bahkan sejumlah negara maju seperti Korea sengaja mengintensifkan pertanian organik untuk mendukung memajukan industri kosmetik dengan sasaran kaum milenial.
Berkat terobosan yang dilakukan industri kosmetik Korea, termasuk mendaur ulang produk-produk yang sudah tua yang tidak diminati konsumen, ternyata membuahkan hasil yang gemilang, karena produknya menembus negara lain seperti Prancis.
Apapun produk yang dihasilkan dari pertanian organik akan laris di pasaran, karena masyarakat dan konsumen mulai menyadari bahan pangan organik akan mendukung kesehatan umat manusia dan harapan umur panjang.
Orang Amerika memiliki konsep bekerja membuat uang, artinya mereka membuat produksi yang bisa dijual, sementara kita di Indonesia selama ini mencari uang, kita sendiri akhirnya bingung mencari uang ke sana-kemari.
Ketahanan pangan penuhi kebutuhan masyarakat nusantara dan dunia
Senin, 23 Oktober 2023 11:44 WIB