Denpasar (ANTARA) - Provinsi Bali menerima bantuan alat-alat penanganan bencana kekeringan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diserahkan langsung oleh Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto kepada Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya.
“Kami berterima kasih kepada BNPB dan tim, beliau perhatiannya terhadap Bali luar biasa. Kalau kita lihat eskalasi bencana di Bali dibanding daerah lain ini respon bantuan dari BNPB luar biasa, termasuk bantuan peralatan dan dukungan dana operasional patut kita syukuri,” kata Pj Gubernur Bali di Denpasar, Kamis.
BNPB menyerahkan bantuan peralatan berupa 40 unit torn air, 100 unit pompa alkon dan selang, 30 unit pompa jinjing, dan 40 unit tenda 4x4 meter. Seluruh bantuan penanganan bencana kekeringan tersebut dibagikan secara merata untuk sembilan kabupaten/kota dan provinsi Bali.
Kepala BNPB Suharyanto meminta agar proses penyaluran bantuan dikerjakan dengan baik.
“Sejauh ini Provinsi Bali terbaik, jadi bekerja sama gampanglah untuk penanganan bencana, masa terkait dengan pendistribusian ini kalah sama daerah lain,” ujar Suharyanto. Ia juga berharap bantuan dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Terkait bantuan anggaran, Suharyanto mengakui pemerintah pusat tidak banyak mengucurkan Dana Rehabilitasi dan Renkonstruksi (RR) pascabencana kepada Bali sejak 2020-2022.
Namun tahun 2023 pada tahap pertama sudah muncul nama Kabupaten Bangli dengan nominal dana hibah Dana RR sebesar Rp19,2 miliar dan saat ini sedang diproses di Kementerian Keuangan.
“Alhamdulillah terjawab, minimnya Dana RR Bali beberapa tahun terakhir karena bencananya tidak banyak dan dana yang ada sudah cukup, mudah-mudahan berlangsung terus,” ujar Suharyanto.
“Tetapi kalau seandainya membutuhkan, saya sudah sampaikan data dan caranya. Jangan sampai begitu ada masalah bencana bingung bagaimana mencari anggarannya,” ucapnya.
Selain menyalurkan bantuan alat penanganan bencana kekeringan dan menjelaskan alur mengajukan proposal anggaran, BNPB juga belakangan sedang membantu Bali menangani bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) , khususnya di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Untuk menangani kebakaran di TPA Suwung dan TPA Mandung, BNPB menurunkan helikopter water bombing serta bantuan nosel jet, nosel spray, selang, mesin sedot, baju kaos, APD pemadam, mesin pemadam jinjing, dan tenda pengungsian.
Baca juga: Bali tetapkan status siaga darurat kekeringan selama 14 hari ke depan
Baca juga: BBMKG Denpasar petakan tiga wilayah di Bali Utara alami kekeringan ekstrem
Baca juga: BPBD Bali: kebakaran hutan jadi bencana dominan sepanjang September
Baca juga: BPBD Bali ingin dunia usaha bantu atasi kekeringan