Denpasar (ANTARA) - Beruang hitam himalaya (Ursus thibetanus) kembar lahir di The Amazing Taman Safari Bali, Desa Serongga, Kabupaten Gianyar, sehingga menambah populasi satwa kategori rentan itu menurut badan internasional untuk konservasi alam, IUCN.
“Keberhasilan pengembangan beruang hitam himalaya merupakan satu dari sekian banyak keberhasilan kami di The Amazing Taman Safari Bali,” kata kurator satwa The Amazing Taman Safari Bali Kadek Kesuma Atmaja di Denpasar, Bali, Senin.
Kadek yang juga merupakan dokter hewan tersebut menambahkan dua bayi kembar itu lahir pada Selasa, 1 Agustus 2023.
Dua bayi beruang hitam itu diberi nama Liu dan Liam hasil program konservasi The Amazing Taman Safari Bali yakni pengembangbiakan induk jantan bernama Wu dan induk betina bernama Lili.
Kedua bayi beruang hitam himalaya itu lahir setelah berada dalam kandungan Lili selama 243-245 hari.
Kelahiran Liu dan Liam yang merupakan peristiwa langka itu menjadikan The Amazing Taman Safari Bali satu-satunya taman safari di Indonesia yang berhasil mengembangbiakkan beruang hitam yang disebut juga beruang hitam asia itu.
“Keberhasilan ini juga merupakan hasil dari kerja keras perawat satwa, dokter hewan dan seluruh staf,” imbuhnya.
Saat ini, lanjut dia, dua bayi beruang hitam himalaya itu dalam kondisi sehat dan dalam pantauan ketat tim dokter hewan lembaga konservasi dan edukasi itu.
Keduanya juga dalam perawatan intensif tim medis dan tim perawat satwa di The Amazing Taman Safari Bali untuk memastikan kesehatan dua bayi satwa menggemaskan itu.
Dengan lahirnya dua satwa baru itu menambah jumlah satwa yang menghuni The Amazing Taman Safari Bali sebagai lembaga konservasi, edukasi, penelitian dan rekreasi itu yakni mencapai lebih dari 100 spesies dan lebih dari 1.000 individu satwa.
Sementara itu, berdasarkan data IUCN beruang hitam himalaya masuk dalam daftar merah satwa terancam pada 2016 yang masuk kategori rentan.
Berdasarkan data IUCN diperkirakan populasi beruang hitam himalaya atau beruang hitam asia diperkirakan terus menurun hingga 31 persen selama 30 tahun terakhir akibat maraknya perburuan ilegal, perdagangan ilegal hingga hilangnya habitat alami.
IUCN mengestimasikan populasi satwa itu tersisa mencapai sekitar 61 ribu tersebar di antaranya di China, Jepang, India, dan Rusia.