Jakarta (ANTARA) - Perjuangan keras atlet-atlet Indonesia untuk meraih tempat terhormat pada Asian Games 2022 di Hangzhou, China, mewarnai pertandingan-pertandingan dalam pesta olahraga antar bangsa Asia tersebut yang kini sudah berlangsung sepekan.
Sayangnya tidak semua perjuangan keras kontingen Merah Putih sepanjang pertandingan hari Minggu ini mencapai hasil yang ditargetkan.
Di antaranya cabang angkat besi yang semula diharapkan bisa memberi tambahan medali bagi Indonesia ternyata gagal memenuhi target medali.
Namun di tengah kering medali sejak kemarin, Indonesia akhirnya dapat menambah medali emas melalui cabang balap sepeda BMX.
Adalah Amellya Nur Sifa yang pada pertandingan balap sepeda BMX di Chun'an Jieshou Sports Centre BMX Course, berhasil meraih medali emas bagi Indonesia.
Amelya mencatatkan waktu 44,065 detik pada heat pertama, 43,290 detik pada heat kedua, dan 43,918 detik pada heat ketiga.
Dengan demikian atlet putri Indonesia berusia 20 tahun itu mengumpulkan tiga poin, dua poin, dan satu poin untuk membuatnya total mengoleksi enam poin.
Di lomba balap sepeda BMX putri ini, Indonesia juga berhasil meraih medali medali perunggu melalui Jasmine Azzahra Setyobudi.
Medali perak pada lomba ini diraih atlet tuan rumah China Quanquan Gu.
Satu emas dan satu perunggu dari cabang balap sepeda BMX tersebut menjadi tambahan medali yang diraih kontingen Indonesia ketika atlet di cabang lainnya gagal meraih podium.
Dalam klasemen umum medali Asian Games 2022 ini, Indonesia kini mengantongi empat medali emas, tiga perak dan 11 perunggu.
Tambahan medali dari Amelya dan Jasmine juga mendongkrak posisi Indonesia ke urutan 10, setelah sempat anjlok ke urutan 13 pada hari sebelumnya.
Di cabang angkat besi lifter Indonesia Ricko Saputra gagal membukukan prestasi terbaiknya pada kelas 61 kg putri.
Cedera pada telapak tangan membuat Ricko tidak bisa maksimal dan hanya menempati peringkat ketujuh.
Rekan senegaranya lifter senior Eko Yuli Iriawan juga harus kandas pada kelas 67 kilogram putra.
Pemegang dua perak dan dua perunggu kelas berbeda di Olimpiade itu gagal mengeksekusi tiga angkatan clean & jerk kelas 67kg putra dalam pertandingan yang berlangsung di Xiaoshan Sports Centre Gymnasium.
Eko hanya mampu melakukan angkatan snatch 145kg snatch pada percobaan kedua.
Pada cabang olahraga esports, Indonesia juga belum dapat meraih medali ketika tim Tim Peace of Elite Indonesia hanya menduduki posisi keempat.
Pada final yang berlangsung di China Hangzhou Esports Centre FOP Arena, Minggu malam, tim Indonesia hanya mampu mencatatkan total waktu 53 menit 22,543 detik
Medali emas menjadi milik tim China dengan catatan waktu total yang sangat superior yakni 44 menit 36,943 detik.
Sedangkan medali perak terbang ke tim Korea Selatan dengan catatan waktu total 50 menit 5,039 detik, dan medali perunggu berhak diboyong tim Taiwan dengan catatan waktu 51 menit 04,145 detik.