Denpasar (Antara Bali) - Anggota DPRD Provinsi Bali Gusti Putu Widjera menganggap, ambruknya dermaga II Danau Beratan yang menewaskan dua wisatawan asal Tuban, Jawa Timur, akibat kecerobohan pengelola objek wisata yang berada di kawasan Bedugul, Kabupaten Tabanan, itu.
"Ini jelas faktor kecerobohan dari pihak pengelola pariwisata Danau Beratan karena sampai dermaga tersebut ambruk yang menyebabkan pengunjung kecemplung ke dalam danau," kata mantan Kepala Penerangan Kabupaten Tabanan itu di Denpasar.
Ia mendesak pihak pengelola objek wisata Danau Beratan memperhatikan dan memelihara dengan baik kondisi dermaga tersebut. "Kalau mereka melakukan perawatan dermaga dengan baik, tidak mungkin hal itu terjadi," kata Wakil Ketua Komisi I DPRD Bali itu.
Dua siswa SMA Negeri 1 Plumpang, Kabupaten Tuban, yakni Selamet (17) dan Sri Utami (17), tewas akibat dermaga II Danau Beratan ambruk, Sabtu (5/1) petang.
Saat itu kedua korban dan 10 rekan satu sekolahannya yang berwisata ke Pulau Dewata foto bersama di atas dermaga yang terbuat dari papan kayu itu.
"Kalau memang kondisinya rusak, semestinya pihak pengelola harus menutup sementara dan memperbaiki, termasuk juga memasang rambu-rambu larangan yang jelas, sehingga pengunjung mengurungkan niatnya berdiri di dermaga itu," kata Widjera yang juga mantan Wakil Bupati Karangasem tersebut.
Ia mengharapkan kepada semua pengelola wisata di Pulau Dewata untuk memperhatikan objek yang dikelola sehingga pengunjung merasa nyaman dan mengindari hal-hal yang tak diinginkan.
"Kalau sudah ada kejadian baru ada upaya akan memperbaiki, jelas tindakan ini terlambat. Dan ini juga menjadi taruhan bagi citra pariwisata, khususnya pariwisata di Bedugul," kata Widjera. (LHS/T007)