Denpasar (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar meminta masyarakat mewaspadai potensi kekeringan di wilayah Bali bagian utara.
“Waspadai potensi kekeringan karena sudah tidak turun hujan lebih dari 30 hari,” kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya di Denpasar, Bali, Rabu.
Berdasarkan pengamatan terakhir yang diperbarui pada Selasa (20/6), wilayah di Bali bagian utara yang diperkirakan kekeringan yakni di Kecamatan Buleleng, Kubutambahan, dan Tejakula di Kabupaten Buleleng, serta sebagian wilayah di Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem.
Sedangkan wilayah lain di Bali, sudah tidak turun hujan dalam kurun waktu tujuh hingga 30 hari.
Baca juga: BMKG identifikasi hanya satu zona di Bali belum kemarau
Meski begitu, beberapa wilayah di Bali diperkirakan masih berpeluang terjadi hujan pada 21-30 Juni 2023 yakni di Kabupaten Badung dan Kabupaten Gianyar. Kemudian di Kabupaten Tabanan tersebar di Kecamatan Selemadeg, Selemadeg Timur, Penebel, Marga, Kerambitan, Tabanan, Baturiti.
Selain itu juga di Kabupaten Klungkung di Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, dan Dawan. Kemudian di Kabupaten Karangasem di Kecamatan Rendang, Sidemen, Manggis, dan Bebandem.
Ada pun perkiraan suhu maksimal rata-rata diperkirakan hingga 32 derajat Celsius dan rata-rata suhu minimal mencapai hingga 22 derajat Celsius. Sedangkan kecepatan angin diperkirakan hingga 40 kilometer per jam yang bergerak dari timur-selatan.
Baca juga: BMKG ingatkan warga akan potensi hujan lebat di sebagian wilayah Indonesia
BMKG mengelompokkan wilayah di Bali ke dalam 20 zona musim (zom). Dari jumlah itu, 19 zom sudah memasuki kemarau dan satu zom baru terindikasi memasuki musim kemarau. Satu zom itu yakni wilayah Buleleng bagian tengah dan selatan, Tabanan bagian utara, dan Badung bagian utara.
BMKG memperkirakan puncak musim kemarau di Bali terjadi pada Juli hingga Agustus 2023.
BMKG Wilayah III Denpasar telah menyosialisasikan potensi curah hujan rendah dari dari 50 milmeter per dasarian (10 hari) kepada delapan provinsi di bawah pengamatan termasuk Bali.
"Kami setiap tahun selalu memberikan prakiraan awal musim hujan dan musim kemarau dan imbauan kepada gubernur terkait peringatan dini waspada kebakaran hutan dan curah hujan tinggi," katanya.