Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia menekan angka pemakai narkoba di kalangan mahasiswa yang mengalami peningkatan melalui kegiatan olahraga tenis meja bertajuk Smash On Drugs International Table Tennis Championship 2023 di Universitas Udayana, Badung, Bali.
Kepala Badan Narkotika Nasional RI Komjen Pol. Petrus Reinhard Golose di Universitas Udayana, Badung, Bali, Sabtu mengatakan angka prevalensi penggunaan narkoba di kalangan mahasiswa mengalami peningkatan dari 1,15 persen tahun 2021 menjadi 1,38 persen tahun 2022 sehingga dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap output perguruan tinggi.
"Ini jadi konsen saya. Jadi saya juga melakukan safari termasuk minta kepada Unud (Universitas Udayana) dalam pelaksanaan lomba ini. Pesannya tentang olahraga untuk mereduksi niat mahasiswa untuk mencoba narkotika," kata Golose.
Golose mengatakan meskipun angka prevalensi penggunaan narkoba di kalangan mahasiswa tersebut lebih rendah dibandingkan dengan angka prevalensi nasional 1,95 persen, BNN terus melakukan berbagai upaya soft power approach untuk menyelamatkan generasi muda Indonesia.
Baca juga: BNN kampanyekan anti narkoba melalui ajang "Smash on Drugs" di Bali
Baca juga: BNN kampanyekan anti narkoba melalui ajang "Smash on Drugs" di Bali
Mantan Kapolda Bali tersebut pun meminta semua stakeholder yang terkait khususnya di semua perguruan tinggi untuk secara bersama menggemakan peran dan fungsi dalam bidang olahraga untuk mengkampanyekan semangat anti narkoba.
Golose berharap kegiatan olahraga yang dipadukan dengan ratusan peserta dari atlet nasional maupun internasional dapat berpengaruh pada penguatan karakter kaum muda Indonesia untuk tidak terlibat pada penggunaan narkoba.
Khusus untuk wisatawan di Bali, Komjen Golose mewanti-wanti agar tidak terlibat menggunakan narkoba apalagi masuk dalam jaringan peredaran narkoba. Badan Narkotika Nasional akan menindak tegas setiap pelaku pengedar narkoba termasuk yang mendukung bertumbuhnya jaringan narkoba di Bali.
"Di Bali ini tidak boleh ada lagi organize crime yang menjadi backing dalam peredaran gelap narkotika. Nggak boleh. Pesan ini saya sampaikan," katanya.
Dia menyatakan tidak ada toleransi bagi setiap wisatawan baik wisata domestik maupun wisatawan mancanegara yang mencoba melakukan tindak pidana narkotika.
"Tidak ada toleransi. Tetap wisatawan (yang) melanggar (akan ditindak). Pengguna rehabilitasi, pengedar, bandar dibasmi," kata dia saat menanggapi pertanyaan wartawan terkait maraknya wisatawan yang menggunakan narkoba di Pulau Seribu Pura, sebutan untuk Bali.
Baca juga: Kepala BNN: narkotika flakka belum beredar di Indonesia