Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Kota Denpasar, Bali, membekali puluhan tokoh perempuan desa setempat dengan keterampilan berbicara di depan umum dan pengetahuan kepemimpinan untuk lebih meningkatkan kepercayaan diri dalam menyampaikan pendapat di forum desa.
Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kota Denpasar Ni Made Puspitasari saat membuka pelatihan tersebut di Denpasar, Rabu, mengatakan seringkali kaum perempuan kurang berani berbicara di forum-forum desa.
"Kami lihat, kaum perempuan kurang berani berbicara dalam forum-forum desa sehingga aspirasinya kurang didengar," ujarnya.
Menurut dia, karena kaum perempuan sulit mengaktualisasi diri dalam pembangunan yang dilaksanakan di desa sehingga pelaksanaan pembangunan kurang mendapatkan masukan dari aspirasi dari kaum perempuan.
"'Public speaking' (Berbicara di depan publik) merupakan seni berkomunikasi yang dilakukan secara lisan untuk menyampaikan ide, gagasan, pesan dan pendapat yang bertujuan menginformasikan, menghibur, memengaruhi dan dilakukan di depan audiens dengan metode dan struktur tertentu," ucapnya.
Baca juga: Pemkot Denpasar sosialisasi program transisi PAUD - SD lewat lomba
Hal tersebut, lanjut Puspitasari, dibutuhkan bagi perempuan di desa sehingga mampu menunjukkan menunjukkan diri sebagai pemimpin.
Dengan pelatihan yang berlangsung selama dua hari tersebut diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri kaum perempuan di desa sehingga mereka berani menyampaikan pendapat di forum-forum desa.
Dengan demikian setiap pelaksanaan pembangunan di desa merupakan hasil aspirasi semua lapisan masyarakat, mulai laki-laki dan perempuan sampai dengan anak-anak. Hal ini akan berdampak pada pemerataan pembangunan di masing-masing desa.
Kepala Bidang Kualitas Hidup Perempuan Kualitas Keluarga Data dan Informasi Dinas P3AP2KB Kota Denpasar, selaku ketua panitia, Putu Etik Sumartini, menyampaikan pelatihan ini menyasar 50 perempuan dari lembaga kemasyarakatan desa di daerah setempat.
Baca juga: Pemkot Denpasar periksa sekolah yang mempekerjakan WNA
Penyelenggaraan kegiatan ini, katanya, agar para peserta dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dalam kepemimpinan dan keterampilan berbicara sehingga dapat memahami peran strategis di tingkat desa atau kelurahan,
Dengan demikian dapat berperan aktif dalam kepemimpinan perempuan di tingkat desa/kelurahan.
Narasumber kegiatan itu, I Made Mahadi Sanata, menyampaikan keterlibatan perempuan di semua tahapan pembangunan desa sebagai hal yang menentukan.
Hadirnya perempuan pemimpin di desa juga diharapkan menciptakan pemerintahan desa yang lebih memiliki perspektif gender.
"Perempuan desa memiliki peran utama dalam pembangunan desa dan menentukan masa depan desa," katanya.
Ia mengapresiasi seluruh perempuan desa yang berperan dalam membangun desanya di tengah tantangan dan hambatan yang berbeda-beda.
"Kami berharap perempuan desa mampu menyampaikan aspirasi setiap pembangunan desa," katanya.