Tabanan (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Bali Made Mangku Pastika memacu semangat generasi muda Bali untuk bisa sukses agar berani berwirausaha dan tidak berpatokan hanya menjadi pekerja.
"Jangan pernah berpikir ketika tamat hanya untuk menjadi pekerja karena seumur hidup kamu (generasi muda) tidak akan pernah kaya. Kalian bisa kaya dengan menjadi pengusaha," kata Pastika saat mengadakan penyerapan aspirasi di Kabupaten Tabanan, Senin.
Pastika dalam penyerapan aspirasi bertajuk Entrepreneurship Milenial Tabanan ini menghadirkan tiga pembicara yakni Dr Gede Suardana MSi (pengusaha-akademisi), I Made Sila Dana (Ketua HIPMI Tabanan dan pemilik The Sila's Agrotourism) dan Wayan Sidhiartha Astawa (pengusaha pemilik Warung Bubble).
Acara yang bertempat di Warung Dadi tersebut juga dihadiri para pengusaha muda di Kabupaten Tabanan serta para siswa SMK Pariwisata Dwi Tunggal Tabanan.
Baca juga: Mangku Pastika dorong koperasi dan UKM di Bali sinergi
Mantan Gubernur Bali dua periode itu mengaku semangatnya berkobar lagi setelah mendengar pemaparan langsung keberhasilan usaha dan kiat-kiat kreatif yang dilakoni para pengusaha muda enerjik dari Tabanan, Bali, tersebut.
"Saya sangat optimis karena sesungguhnya kita tidak akan pernah kekurangan sumber daya alam karena tanah kita subur. Kita juga tidak kekurangan orang yang hebat-hebat. Jadi, kalian harus berani mencoba," ucapnya menyemangati para siswa yang hadir.
Ia pun meminta generasi muda Bali harus berani berbicara. "Untuk mau didengar kita harus berani 'ngomong'. Kalau mau kelihatan harus mau berdiri. Namun, seringkali orang Bali paling malas kalau disuruh berdiri dan malah duduk paling belakang dan kemudian marah-marah ketika tidak mendapatkan jabatan," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Pastika juga menyinggung agenda studi bandingnya belum lama ini ke Thailand. Ia mengatakan Thailand sudah meninggalkan industri manufakturnya dan fokus pada pertanian dan pariwisata.
"Keduanya ini (pariwisata-pertanian) saling menunjang dan luar biasa. Hasil pertanian dari Thailand sudah bisa mensuplai ke seluruh dunia. Ini patut kita tiru karena alam menjadi lestari dan rakyatnya sejahtera. Hasil pertaniannya juga untuk konsumsi pariwisata," katanya.
Baca juga: Mangku Pastika bangga produk sambal Bali tembus pasar mancanegara
Sementara itu, Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten Tabanan I Made Sila Dana mengatakan kreativitas, inovasi dan adaptasi menjadi kunci keberhasilannya untuk tetap eksis mengembangkan The Sila's Agrotourism sebagai destinasi wisata keluarga.
The Sila's yang terletak di kawasan Bedugul, Tabanan, merupakan destinasi wisata keluarga yang dikombinasikan dengan petualangan dan edukasi. Selain itu pihaknya dengan didukung lahan 10 hektare juga mengembangkan pertanian dari hulu ke hilir.
"Mari generasi muda Bali senantiasa berpikir kreatif dan jangan takut untuk mencoba. Kami di jajaran HIPMI dalam beberapa waktu terakhir juga menjadi mentor pada sejumlah perguruan tinggi di Bali untuk menularkan virus-virus wirausaha ini pada generasi muda," katanya.
Sedangkan Wayan Sidhiartha Astawa selaku pemilik Wr (warung) Bubble di daerah Luwus, Bedugul, mengatakan generasi muda jangan takut dan jangan sampai putus asa ketika menghadapi kegagalan.
"Kegagalan bagi saya merupakan sahabat dan kita juga harus banyak belajar dari kesuksesan orang lain," ucapnya.
Sidhiartha atau yang akrab dipanggil Bli Wayan itu mengatakan agar bisnis sukses harus didukung sejumlah faktor seperti profesionalitas, mental untuk berani bangkit, belajar tren pasar, tertarik dengan teknologi, pintar mengambil momentum dan lain sebagainya.
Dia mengatakan Warung Bubble yang dirintisnya sejak pandemi COVID-19 pada 2021 itu diklaim sebagai warung makan pertama di Indonesia yang menggunakan sistem "bubble" sehingga memberikan pengalaman tersendiri bagi para pengunjung.
Selanjutnya akademisi Universitas Pendidikan Nasional Dr I Gede Suardana mengatakan pentingnya membangun "personal branding", selain juga membangun "corporate branding".
"Kalau kita tidak mem-branding diri kita di awal maka siap-siap orang lain yang akan mem-branding diri kita sesuka hati," ujar pria yang maju pada bursa pencalonan DPD Dapil Bali ini.
Ia pun melihat kelemahan UMKM Bali terkait marketing branding belum sampai pada perilaku konsumen dan membangun identitas, namun hanya fokus pada pada produk.
"Pandemi COVID-19 setidaknya telah menyebabkan hantaman tiga disrupsi yakni disrupsi digital, disrupsi milenial dan disrupsi pandemi. Cara berbelanja dan bertransaksi masyarakat pun berubah dengan cepat akibat pandemi," kata mantan Ketua KPU Buleleng itu.