Kuta, Bali (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjadikan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan di Kabupaten Jembrana, Bali, lebih modern untuk menggantikan seluruh aktivitas perikanan di Pelabuhan Benoa, Denpasar.
"Mudah-mudahan tahun ini bisa kami konstruksi," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono pada pertemuan Badan Pangan PBB (FAO) terkait kesepakatan tindakan negara pelabuhan (PSMA) di Kuta, Bali, Senin.
Dia menjelaskan saat ini, Pelabuhan Benoa masih beroperasi untuk seluruh kegiatan perikanan tangkap Indonesia yang dikumpulkan di Bali.
Pelabuhan Benoa merupakan satu dari empat pelabuhan perikanan di Indonesia sebagai lokasi bersandarnya kapal perikanan dan kapal pengangkut ikan berbendera asing.
Adapun perikanan yang diproduksi di Pelabuhan Benoa terutama tuna dan cumi-cumi.
Baca juga: Menteri KP: Pengembangan PPN Pengambengan ditargetkan selera 2024
Sementara itu, Kepala PPN Pengambengan Andi Mannojengi mengatakan saat ini tahapan perluasan PPN Pengambengan memasuki analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau amdal.
"Setelah itu, selesai baru lelang dan konstruksi," katanya ditemui pada pertemuan Badan Pangan PBB (FAO) terkait PSMA.
Ia menambahkan kebutuhan anggaran untuk pengembangan pelabuhan itu diperkirakan mencapai sekitar Rp888 miliar yang bersumber dari pinjaman luar negeri yakni dari Islamic Development Bank.
Pihaknya menargetkan pada 2026 perluasan PPN Pengambengan sudah rampung dan beroperasi untuk menggantikan aktivitas perikanan di Pelabuhan Benoa.
Baca juga: Kementerian Kelautan akan modernisasi pelabuhan perikanan di Jembrana
Sementara, Pelabuhan Benoa, kata dia, akan difokuskan menjadi pusat pariwisata maritim Indonesia.
Saat ini, luas PPN Pengambengan mencapai 13 hektare dan rencananya akan memiliki luas hingga 70 hektare melalui reklamasi.
Ia menambahkan pelabuhan yang berlokasi sekitar 105 kilometer dari Denpasar itu akan memiliki kapasitas hingga dua kali lipat dari Pelabuhan Benoa.
Andi menambahkan saat ini kapasitas produksi di Pelabuhan Benoa untuk tuna mencapai 30 ribu ton per bulan yang dilayani sekitar 1.000 kapal.
Kapasitas itu, kata dia, menjadikan Pelabuhan Benoa sebagai penghasil ikan tuna terbesar di Indonesia dan memasuki pasar ekspor ke sejumlah negara.
Tuna yang dihasilkan dari laut lepas di Indonesia dan disandarkan di Pelabuhan Benoa adalah semua jenis tuna dan yang paling banyak adalah tuna sirip biru.