Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika didesak oleh Jaringan Bantuan Satwa Jakarta (JAAN) untuk mencabut izin berbagai usaha rekreasi atau atraksi wisata di Pulau Dewata yang diduga mengeksploitasi lumba-lumba atau dolphin.
"Kami akan menyampaikan surat keberatan dan desakan ini tak hanya kepada Gubernur Bali, juga beberapa kepala daerah di Pulau Jawa," kata Pimpinan Jakarta Animal Aid Network (JAAN) Pramudya Harzani di sela menggelar aksi damai kampanye penyelamatan lumba-lumba di depan Kantor Gubernur Bali, di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, beberapa objek wisata di Bali seperti di Pulau Serangan Kota Denpasar, Melka Hotel di Singaraja, serta Dolphin Bay (Akame Restaurant) di Pelabuhan Benoa masih menampilkan atraksi eksploitasi terhadap lumba-lumba.
"Lumba-lumba yang hidup di laut lepas dapat bergerak dengan cepat dan jarak tempuh yang jauh, sedangkan di kolam mereka hanya berputar-putar," ucapnya.
Ia menjelaskan, sonar suara yang dihasilkan untuk berkomunikasi dengan sesama lumba-lumba memiliki jarak jangkauan jauh, namun ketika di kolam, sonar ini akan memantul kembali sehingga bisa merusak sistem pendengaran dan berakibat fatal pada keselamatan mereka.
Pihaknya berharap dengan aksi ini dapat membuat Gubernur Bali dan jajaran pemerintah agar terketuk hatinya turut mengupayakan penyelamatan lumba-lumba. "Bahkan Bali kami harapkan dapat menjadi "leader" atau pemimpin dalam pelestarian lumba-lumba," ucapnya.
Sementara itu, Abdullah Amang T selaku koordinator aksi mengatakan Bali akan banyak mendapatkan hal positif jika memberlakukan kebijakan tersebut. "Itu nanti membuktikan bahwa pemerintah tidak sekadar mementingkan aspek bisnis, namun juga memperhatikan aspek konservasi dan penerapan edukasi yang benar," katanya.
Pada aksi ini, para aktivis mengapresiasikan kampanye dengan menutup mulut menggunakan masker dan membawa sepasang ogoh-ogoh (boneka raksasa) berbentuk lumba-lumba dalam keadaan terborgol rantai.
"Aksi diam ini dengan ogoh-ogoh terborgol menunjukkan bahwa bagaimana lumba-lumba tak berdaya telah dieksploitasi," katanya. Aksi serupa juga akan dilakukan di Semarang, Yogyakarta dan Jakarta. (LHS/T007)