Garut (Antara Bali) - Aksi unjuk rasa yang menuntut Bupati Garut Aceng HM Fikri mundur dari jabatannya, sempat diwarnai keributan oleh pihak yang diduga sebagai provokator dengan aparat kepolisian.
Keributan terjadi di halaman kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Garut, Jawa Barat, Kamis siang, di tengah-tengah kumpulan aparat kepolisian dan masyarakat lainnya.
Dua orang yang diduga sebagai pemicu keributan langsung diamankan oleh sejumlah anggota kepolisian ke dalam ruangan kantor DPRD setempat.
"Tidak tahu apa penyebabnya, tiba-tiba saja terjadi keributan antara polisi dengan orang yang ada di halaman DPRD," kata Candra salah seorang warga yang berada sekitar kantor DPRD.
Aparat kepolisian yang melakukan penjagaan langsung membawa kedua orang yang belum diketahui identitasnya itu untuk dimintai keterangan lebih lanjut. "Ributnya bukan pendemo dengan pendemo, tapi ada salah seorang dengan anggota kepolisian ribut," kata warga lainnya, Andri, yang berada di kantor DPRD.
Sementara itu, Kepala Bagian Operasi Polres Garut Kompol Rudi, mengatakan sudah melakukan langkah antisipasi untuk menghindari terjadinya keributan.
Perseonel kepolisian yang diterjunkan untuk pengamanan pengunjuk rasa, kata Rudi, sebanyak 800 orang terdiri dari Polres Garut dan pasukan anti huru hara Brimob Polda Jabar. (LHS/T007)