"Ada toleransi speech delay itu usia empat tahun, setelahnya kita harus waspada. Bisa jadi ada gangguan," kata Bangkit dalam diskusi memperingati Hari Kesadaran Autisme Sedunia yang diikuti secara daring di Jakarta, Minggu.
Bangkit mengatakan gejala Speech Delay kemungkinan ada ketika lahir akan hilang pada usia dua sampai tiga tahun, jika sudah lebih dari itu maka orang tua harus waspada.
Orang tua harus paham proses perkembangan anak, usia nol sampai enam bulan anak barus bisa babbling (mengoceh tidak jelas). tambah Bangkit.
"Kemudian di usia enam sampai 12 bulan anak harus bisa berbicara meskipun aneh, itu yang biasa kita sebut dengan bahasa planet," kata dia.
Selanjutnya menginjak usia dua tahun seorang anak harus bisa menggabungkan huruf vokal dan konsonan seperti "papa" atau "mama".
Seterusnya ada tahapan dimana anak harus bisa menggunakan bahasa dengan satu suku kata kemudian dua suku kata dan terus menerus hingga seorang anak bisa mengucapkan satu kata secara utuh, tambah Bangkit.
"Tanda yang bisa kita duga adalah jika usia anak sudah lebih dari dua tahun tapi belum bisa menguasai 20 sampai 50 kata boleh dibawa ke terapis, lebih cepat lebih baik," kata dia.
Bangkit mengatakan ada kaitan kemampuan bicara anak dengan kemampuan motoriknya. Orang tua bisa melihatnya pada buku merah muda (buku kesehatan ibu dan anak) yang dibagikan di Posyandu.