Klungkung (ANTARA) -
Dia mengatakan jika permintaan pupuk kompos nantinya lebih banyak, maka pemerintah akan mengupayakan peningkatan produksi kompos di setiap tempat pengelolaan sampah yang ada di setiap desa dengan menambahkan alat dan petugas pengolahan sampah termasuk juga mengangkut sampah organik yang ada di desa agar merata di seluruh wilayah Klungkung.
"Jika permintaan pupuk ini lebih banyak, maka kami akan upayakan menambah tenaga, petugas dan sampah organik sehingga nantinya hasil produksi pupuk bisa mencukupi permintaan petani," kata Bupati asal Nusa Penida tersebut.
Hal yang tidak kalah penting dalam mewujudkan pertanian organik, kata Suwirta adalah tekad para petani untuk secara konsisten dan mandiri menggunakan pupuk kompos agar menghasilkan produk pertanian yang berkualitas.
Nyoman Suwirta berharap dengan pemberian bantuan pupuk kompos secara gratis kepada petani mengurangi beban finansial petani dalam hal pemupukan dan juga nantinya berimbas pada daya jual yang bisa dijangkau oleh masyarakat luas.
Itulah sebabnya, Pemkab Klungkung memberikan pupuk kompos gratis untuk menekan biaya pertanian atau biaya produksinya agar lebih murah, sehingga tidak alasan produk pertanian organik tersebut nantinya mahal.
Suwirta menyatakan peta konsep pertanian organik merupakan agenda besar yang sedang diwujudkan pemerintah baik Pemerintah Provinsi Bali maupun Kabupaten Klungkung bersama dengan para petani. Karena itu, dia meminta kepada para petani untuk mendaftarkan kebutuhan pupuk organik melalui Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung.
Hal itu bertujuan agar Pemerintah Kabupaten Klungkung dapat memetakan secara pasti berapa kebutuhan pupuk kompos yang dibutuhkan di Klungkung, sehingga nantinya lewat TPS3R, TOSS Center bisa menghitung produksi pupuk dan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di lapangan.
"Jangan ada keraguan. Mari kita wujudkan berkomitmen bersama menuju pertanian organik dengan memanfaatkan pupuk dari TOSS Center," kata Bupati.