Badung (ANTARA) - Pertemuan ilmiah International Oil Palm Conference (IOPC) yang diselenggarakan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) di Provinsi Bali membahas perkembangan isu, riset dan gelar teknologi perkelapasawitan terkini.
"Melalui pertemuan ilmiah ini kami berharap para pemangku kepentingan dapat membahas isu dan alternatif pemecahan masalah dalam menghadapi tantangan keberlanjutan industri kelapa sawit," ujar Kepala Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Edwin Syahputra Lubis di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Selasa.
Ia mengatakan pertemuan International Oil Palm Conference 2022 diharapkan dapat memberikan wawasan dan strategi baru bagi pemangku kepentingan industri kelapa sawit untuk menghadapi berbagai tantangan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Selain itu, pertemuan yang sempat tertunda akibat pandemi COVID-19 tersebut diharapkan dapat membantu untuk memastikan keberlangsungan industri kelapa sawit yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di masa depan.
"Dalam menghadapi tantangan ini, pelaku usaha industri kelapa sawit perlu melakukan inovasi dan transformasi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, serta memperkuat hubungan antar pemangku kepentingan," kata dia.
Edwin Syahputra Lubis menjelaskan kegiatan tersebut dihadiri oleh 900 peserta yang berasal dari 14 negara serta menampilkan 72 pembicara dan 112 scientific posters.
Rangkaian kegiatan yang diselenggarakan diantaranya adalah Plenary Lectures, Breakout Session dengan tiga bidang topik yaitu Agriculture and Biotechnology Product Development, Processing Technology, and Bioenergy serta Environment, Socio Economics, and Business.
Ia menambahkan, para peserta kegiatan itu juga dibekali dengan berbagai pengetahuan tentang teknologi terbaru dalam produksi kelapa sawit yang ramah lingkungan dan manajemen risiko bisnis.
"Selain itu, melalui pameran dan klinik sawit, para peserta juga kami ajak untuk berdiskusi, berbagi pengalaman dan membentuk jejaring dengan sesama pelaku industri kelapa sawit dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi saat ini," pungkas Edwin Syahputra Lubis.